Trotoar Berlubang di Gorontalo Bahayakan Pejalan Kaki, Ombudsman Minta Pemkot Bertindak

GORONTALO, KOMPAS.com - Ombudsman RI Perwakilan Gorontalo menyoroti kondisi trotoar dan drainase di Jalan 23 Januari, Kecamatan Kota Selatan, Kota Gorontalo, yang dinilai membahayakan pejalan kaki.
Kepala Perwakilan Ombudsman RI Gorontalo, Muslimin B Putra, dalam siaran persnya pada Selasa (18/2/2025), menegaskan bahwa fasilitas publik di Kota Gorontalo masih belum maksimal.
Menurutnya, banyak korban yang jatuh akibat infrastruktur yang tidak tertangani dengan baik.
Muslimin mengungkapkan, pada perayaan Cap Go Meh beberapa hari lalu, sejumlah warga terjatuh ke dalam lubang drainase yang tidak tertutup.
Ia menyebutkan bahwa lubang tersebut merupakan hasil pekerjaan kontraktor yang didanai oleh anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), yang saat ini masa anggarannya sudah berakhir.
"Banyak korban yang jatuh di lubang yang ditinggalkan oleh kontraktornya, karena saya dengar ini adalah anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dan saya yakin PEN ini sudah berakhir masa anggarannya," ujar Muslimin.
Atas kejadian ini, Ombudsman meminta Pemerintah Kota Gorontalo segera membenahi trotoar dan drainase di kawasan tersebut.
Alokasi Anggaran untuk Perbaikan
Muslimin juga meminta agar pemerintah mengalokasikan anggaran untuk perbaikan dan perawatan infrastruktur trotoar dan drainase.
Ia menekankan bahwa meskipun ada instruksi Presiden terkait efisiensi anggaran, dana tetap perlu disediakan demi keselamatan masyarakat.
"Tentunya dengan memperhatikan instruksi Presiden terkait dengan efisiensi, kami meminta tetap dialokasikan anggarannya demi kenyamanan masyarakat pejalan kaki," tegasnya.
Menurutnya, kondisi ini berpotensi menimbulkan kerugian material dan imateril bagi masyarakat. Ombudsman berencana mengadakan pertemuan untuk membahas solusi yang maksimal dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Hak Pejalan Kaki dan Standar Infrastruktur
Muslimin menekankan bahwa pejalan kaki memiliki hak atas fasilitas publik yang aman dan layak, seperti trotoar dan tempat penyeberangan.
Mereka juga berhak mendapatkan prioritas saat menyeberang jalan di lokasi yang telah ditentukan.
Ia juga menyoroti pentingnya standar penutup drainase yang mempertimbangkan keamanan, ketahanan beban, dan estetika. Material seperti beton, besi cor, atau besi tuang perlu digunakan agar lebih kuat dan tahan lama.