Tak Kunjung Ada Kepastian, Warga Terdampak JJLS Karangwuni Kulon Progo Wadul ke ORI DIY Inginkan Proses Ganti Untung Gamblang

KULON PROGO - Warga terdampak pelebaran Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) di Kalurahan Karangwuni mengadu ke Ombudsman RI (ORI) DIY saat kegiatan jemput bola di Kalurahan Karangwuni, Kapanewon Wates, Kulon Progo.
Mereka mengadu atas pencairan ganti untung pembebasan lahan yang tak kunjung ada kepastian.
"Kami mendapatkan informasi, masalah yang dialami warga. Jadi kami hadir untuk mengambil beberapa data," ungkap Kepala Perwakilan ORI DIY Muflihul Hadi, saat ditemui awak media di Karangwuni, Senin (22/9/2025).
Masyarakat terdampak JJLS di Kalurahan Karangwuni mengeluh karena proses ganti untung bidang tanah JJLS yang mandeg di tengah jalan.
Tahapan pengadaan tanah telah berhenti selama enam tahun terakhir.
Di samping itu, warga juga mengeluhkan pinjaman bank yang tak terbayarkan.
Pasalnya, warga terdampak yang telah menerima slip ganti untung telah meminjam uang ke sejumlah bank.
Sehingga, saat proses ganti untung berhenti, warga memiliki tunggakan pinjaman yang belum terbayar.
"Kami akan segera memproses aduan tersebut, tentu berdasarkan kewenangan," ungkapnya.
Pihaknya berkomitmen akan mengawal kasus warga terdampak JJLS di wilayah tersebut.
Kendati berurusan dengan kementerian, pihaknya akan mengajukan proses supervisi ke Ombudsman RI.
Pembangunan JJLS merupakan proyek strategis pemerintah pusat.
Oleh karena itu, kewenangan ada di pusat.
Sehingga aduan dari masyarakat akan diteruskan ke ORI pusat.
Harapannya, ada tindak lanjut sehingga masyarakat dapat menemui kejelasan terkait pengadaan tanah JJLS.
Sebelumnya warga telah melakukan beragam audiensi ke lembaga eksekutif, namun tak kunjung menemui titik temu.
Total 50 warga terdampak telah mengadukan keluhan ke ORI.
Sementara itu, Kordinator Warga Terdampak Karangwuni Eko Yulianto berharap, usai kunjungan tersebut, warga segera mendapat kepastian ganti untung.
"Kami sudah menunggu cukup lama, kami juga telah audiensi hingga memasang banner protes," ungkapnya.
Menurutnya, audiensi yang dilakukan ke ORI menjadi jalan terakhir warga.
Jika tak kunjung ada hasil pihaknya akan menunggu hingga akhir tahun.
Jika sampai akhir tahun tetap tidak mendapat kepastian, warga akan mengambil sikap.
"Kalau tidak ada kepastian hingga akhir tahun, kami akan menolak," tegasnya. (gas)








