POS-KUPANG.COM, KUPANG - ASDP Cabang Kupang buka suara perihal dugaan pungutan liar atau pungli di ruang VIP oleh ABK di kapal Ferry.
POS-KUPANG.COM, KUPANG - ASDP Cabang Kupang buka suara perihal dugaan pungutan liar atau pungli di ruang VIP oleh ABK di kapal Ferry.
Manager Bisnis ASDP Cabang Kupang Andre Matte mengatakan, ia sudah melakukan klarifikasi ke kapal ASDP yang diduga melakukan pungli. Menurut dia, penumpang yang mengadu ke Ombudsman NTT sudah memberi keterangan atas kejadian itu.
"Yang bersangkutan (penumpang) sudah mengakui juga bahwa setelah di call untuk masuk ke ruangan VIP tapi masih ngobrol sama temannya," sebut Andre Matte, Senin 15 April 2024.
"Yang berikut menyangkut kasur yang disewakan ternyata tidak benar karena kasur yang diberikan ABK kepada istrinya dan keluarganya, dan sudah diklarifikasi dan yang bersangkutan sudah minta maaf," kata dia menambahkan.
Penumpang yang mengadu ke Ombudsman NTT, kata dia, sudah meminta maaf. Penumpang, menurut Andre, juga bakal mengklarifikasi itu secara langsung ke manajemen ASDP Cabang Kupang.
Sebelumnya diberitakan, Ombudsman NTT mengungkapkan dugaan pungutan liar atau pungli penjualan tiket VIP di kapal Ferry.
Dugaan itu muncul ketika penumpang membeli tiket kelas ekonomi dari loket penjualan. Di dalam kapal, ABK menjual lagi kelas VIP ke penumpang dengan satu tempat tidur dikenakan tarif Rp 50.000.
Kepala Ombudsman NTT Darius Beda Daton, Senin 15 April 2024, menyebut perilaku itu dengan sebutan "praktek amplop coklat ABK ASDP".
"Praktek pungutan tambahan biaya sebesar Rp. 50.000 bagi penumpang kapal ASDP Ferry yang membeli tiket kapal kelas ekonomi namun masuk ke dalam ruang VIP rupanya sulit dihilangkan," kata dia, Senin malam.
Menurut Darius Beda Daton, praktek buruk ABK kapal ini pasti pernah dirasakan para penumpang kapal-kapal milik ASDP seluruh lintasan di NTT.
Penumpang yang membeli tiket ekonomi tetap dipersilahkan masuk ke ruang VIP dengan membayar biaya tambahan ke petugas kapal sebesar Rp 50.000.
"Biasanya saat pemeriksaan tiket, ABK membawa amplop coklat besar untuk menyimpan uang tambahan Rp 50.000 ke seluruh penumpang yang tidak membeli tiket VIP tersebut," ujarnya.
Praktek ABK ini sering dikeluhkan penumpang sehingga pada
Desember 2023 lalu. Ombudsman NTT pernah
melakukan monitoring langsung ke dalam kapal bersama manager bisnis ASDP Cabang
Kupang, Andre Matte.
Saat monitoring tersebut, keluhan penumpang terbukti benar karena penumpang yang masuk ruang VIP ternyata membeli tiket kelas ekonomi.
Pengakuan penumpang, biasanya penumpang akan bayar tambah di dalam kapal. Akibatnya penumpang yang membeli tiket VIP justru tidak kebagian tempat karena telah dipenuhi penumpang yang membeli tiket ekonomi.
"Praktek pungutan tambahan ini tidak dibenarkan karena tugas ABK bukan untuk menjual tiket atau menerima pembayaran tiket dalam kapal," kata dia lagi.
Darius Beda Daton menegaskan tiket hanya dijual di loket tiket darat. Ombudsman NTT sudah menyarankan ASDP Cabang Kupang untuk membuka loket tiket VIP agar penumpang tidak hanya membeli tiket ekonomi.
Sebab praktek ini sangat merugikan ASDP karena pungutan tambahan tentu tidak masuk kas ASDP.
"Bayangkan praktek ABK kapal untuk 8 Kapal ASDP di NTT melayani 21 lintasan pulang pergi setiap hari. Berapa pendapatan ASDP yang hilang? Manager Bisnis setuju dan langsung memasang stiker loket tiket VIP di loket penjualan tiket," katanya.
Meski demikian praktek pungutan tambahan dalam kapal-kapal ASDP rupanya sulit dihentikan. Keluhan masih diterima Ombudsman NTT dari para penumpang.
Ombudsman NTT, kata dia, akan melakukan koordinasi lebih lanjut ke ASDP NTT dan ASDP Pusat guna menghentikan praktek buruk yang merugikan masyarakat NTT tersebut.
"Kepada para penumpang kapal yg ingin masuk ruang VIP agar membeli tiket VIP di loket darat, bukan di atas kapal," tegasnya.
Manager Bisnis ASDP Cabang Kupang Andre Matte yang dikonfirmasi terpisah mengaku sedang meminta klarifikasi ke para kapal Ferry yang dikelola ASDP.
"Saya lagi minta klarifikasi dengan pihak kapal, yaah jelaslah kalau ada yang melakukan pungli pasti akan ditindak tegas," katanya, Senin malam.
Di samping itu, ASDP Cabang Kupang juga cukup dilema dengan masalah ini. Sebab, sudah ada imbauan kepada para ABK kapal untuk tidak menjual tiket di atas malam. Dia berjanji akan melakukan pembenahan.
"Ini juga dilema bagi kita, sudah disampaikan bahwa tidak ada penjualan tiket diatas kapal, dan juga ini dilakukan saat kapal sudah meninggalkan pelabuhan, tapi akan kita benahi," kata dia. (fan)