• ,
  • - +

Kabar Perwakilan

Pertalite di Sabu Raijua Dijual Rp30 Ribu Per Botol, Ombudsman NTT Minta APH Tindak Tegas Penimbun BBM Bersubsidi
PERWAKILAN: NUSA TENGGARA TIMUR • Selasa, 04/06/2024 •
 
Pertalite di Sabu Raijua Dijual Rp30 Ribu Per Botol,

Hits IDN - Kabar menggegerkan warga Kabupaten Sabu Raijua bahwa Bahan Bakar Minyak jenis Pertalite atau BBM bersubdi dijual pengecer di pinggir jalan seharga Rp.30.000-Rp.35.000 per botol Aqua berukuran besar.

Kepala Ombudsman RI, Perwakilan NTT, Darius Beda Daton mengatakan bahwa pihaknya telah menerima informasi berupa keluhan dari masyarakat Sabu Raijua soal Pertalite yang dijual pengecer dengan harga tinggi hingga Rp35 ribu per botol.

Menurut Darius, berdarkan informasi yang diperolehnya bahwa terjadi antrian panjang di dua Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang mengakibatkan para pengendara kendaraan bermotor membeli pertalite yang dijual pengecer di pinggir jalan dengan harga tinggi.

"Akibatnya warga terpaksa membeli pertalite di pengecer dengan harga sebesar Rp 30.000-35.000 per botol Aqua ukuran besar. Kondisi ini sudah berlangsung beberapa Minggu ini," kata Darius kepada Wartawan, pada Senin, 03/06/2024 malam.

"Warga juga menyampaikan bahwa pembelian pertalite oleh mobil pick up tidak menggunakan barcode sehingga mobil pick up yang sama bisa bolak-balik ke SPBU dan mengisi pertalite berkali-kali untuk dijual kembali," katanya.

Karena itu, Ombudsman NTT menegaskan, BBM bersubsidi seperti solar dan pertalite tidak untuk diperjualbelikan oleh pihak SPBU kepada pengecer.

"Tidak dibenarkan BBM subsidi dijual bebas di pinggir jalan oleh para pengecer, apalagi dengan harga yang mencekik. Harga yang mencekik ini akan memicu kenaikan harga barang lain," katanya.

Ombudsman NTT meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sabu Raijua untuk menertibkan pengecer yang menjual BBM bersubsidi dengan harga melambung tersebut.

"Jangan sampe Pemda membiarkan warga membeli BBM dengan harga yang jauh diatas harga BBM per liter," kata Darius.

Ia menambahkan, pihaknya langsung koordinasi dengan pihak PT Pertamina Cabang Kupang guna memastikan ketersediaan stok BBM bersubsidi.

"Kepada kami, PT Pertamina Cabang  Kupang menyampaikan bahwa saat ini stok BBM di Sabu Raijua tersedia hingga 10 hari ke depan. Demikian pula laporan stok harian dari 2 SPBU di Sabu Raijua juga menyampaikan stok masih tersedia. SPBU dibuka hingga sore hari," katanya lagi.

"Dengan demikian masalah di Sabu Raijua bukanlah stok BBM habis namun antrian terlalu panjang sehingga warga memilih membeli di pengecer. Meski demikian kepada Pertamina kami menegaskan bahwa pada prinsipnya BBM bersubsidi dilarang untuk diperjualbelikan karena itu wajib ditertibkan karena merupakan pelanggaran dan agar tidak menimbulkan kegaduhan," kata Darius dengan tegas.

Bahkan, Ketua Ombudsman RI Perwakilan NTT, juga berkoordinasi dengan pihak Kepolisian Polres Sabu Raijua untuk ditindak secara tegas jika benar terjadi Pertalite diperjualbelikan pengecer dengan harga tinggi.

"Untuk memastikan penegakan hukum terkait soal ini, kami juga telah berkoordinasi dengan Kasat Reskrim Polres Sabu Raijua guna mengecek kebenaran keluhan masyarakat dimaksud. Jika benar demikian agar satgas BBM Sabu Raijua menindak tegas para penimbun atau pemilik kendaraan yg mengisi BBM bersubsidi berkali-kali dalam sehari dengan maksud untuk dijual," katanya.

Kasat Reskrim Sabu Raijua, kata dia, mengaku telah memperoleh informasi yang sama dan sedang monitor di lapangan. Para penimbun sebelumnya saat ini sedang diproses lebih lanjut untuk menimbulkan efek jera.

"Semoga BBM satu harga tidak sekedar jargon bagi warga Sabu Raijua. Untuk mewujudkan BBM satu harga, diharapkan kerja sama erat antara BPH Migas, Pemda, Pertamina, Satgas BBM dan SPBU guna menjaga ketersediaan stok sesuai kuota di seluruh SPBU dan memastikan tidak ada yang bermain mata untuk menimbun atau aktivitas lain yang merugikan warga," tandasnya.***





Loading...

Loading...
Loading...


Loading...
Loading...