Ombudsman Sidak SMPN 1 Pangkalpinang, Soroti Rasio Siswa Per Kelas dan Proses Belajar

BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke SMP Negeri 1 Pangkalpinang, Senin (21/7/2025), dalam rangka pengawasan pelaksanaan Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) Tahun Ajaran 2025/2026.
Kepala Perwakilan Ombudsman RI Babel, Shulby Yozar Ariadhy mengatakan, sidak ini dilakukan untuk melihat langsung pelaksanaan SPMB serta memastikan proses pendidikan berjalan sesuai standar pelayanan minimal.
Salah satu sorotan utama yang ditemukan adalah tingginya rasio siswa dalam satu rombongan belajar (rombel) dan pengadaan seragam sekolah.
"Dari data-data yang kami terima menunjukkan bahwa satu kelas diisi oleh 40 hingga 45 siswa, ini menjadi perhatian. Kita mendengar secara langsung keluhan siswa dan masukan dari guru-guru berkenaan dengan optimalisasi KBM di kelas. Kedepannya, pengaturan rasio siswa per kelas harus menjadi atensi agar proses pembelajaran tetap optimal." Kata Yozar, Senin (21/7/2025).
Meski begitu, Ombudsman tidak menemukan pelanggaran terkait pengadaan seragam sekolah, khususnya di SMP N 1 Pangkalpinang.
"Sampai saat ini, di SMPN 1 Pangkalpinang belum ditemukan praktek pengadaan seragam yang menyalahi ketentuan," ucapnya.
Sementara itu terkait terkait suasana belajar, Yozar menegaskan bahwa hal ini perlu menjadi perhatian serius Dinas Pendidikan, agar dilakukan evaluasi dan intervensi ke depan demi menjaga mutu proses belajar-mengajar.
"Kualitas pembelajaran jangan sampai dikorbankan. Harapannya, SPMB dan proses pendidikan bisa berjalan sesuai regulasi dan semakin baik dari tahun ke tahun," ujarnya.
Kepala SMPN 1 Pangkalpinang, Jamhari menyatakan tidak ada penambahan kuota siswa baru di SMP N 1 Pangkalpinang. Saat ini terdapat 7 rombel, masing-masing dengan jumlah siswa mencapai 40 - 45 orang.
"Jumlahnya siswa kita 40 - 45 per rombel, kita berupaya mengoptimalkan proses belajar. Salah satunya dengan menggunakan bantuan speaker agar suara guru terdengar jelas dan pembelajaran bisa diterima semua siswa," ujar Jamhari.
Kata Jamhari, Pihak sekolah menegaskan bahwa mereka lebih memprioritaskan pelayanan kegiatan belajar.
"Kami fokus pada mutu pendidikan. Untuk seragam, tidak menjadi fokus utama kami," tuturnya.