Ombudsman RI Desak BP Batam Benahi Sengkarut Perizinan Lahan yang Bikin Ribet dan Rawan Konflik
KUTIPAN - Ombudsman Republik Indonesia (RI) Perwakilan Kepulauan Riau (Kepri) resmi mengirimkan surat kepada Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam. Isinya: dukungan penuh untuk perbaikan besar-besaran pada sistem pelayanan pertanahan yang selama ini bikin banyak pihak garuk-garuk kepala.
"Perbaikan ini
merupakan keniscayaan merespon persoalan-persoalan yang banyak dikeluhkan
masyarakat maupun Badan Usaha di Batam," kata Kepala Ombudsman Kepri, Dr Lagat
Siadari, dalam keterangan resminya.
Selama tiga tahun
terakhir, Ombudsman Kepri mencatat ada 34 laporan masyarakat soal
karut-marutnya pengelolaan pertanahan dan perizinan lahan di BP Batam. Masalah
yang paling sering muncul termasuk pengalokasian lahan yang tidak transparan,
penyimpangan prosedur, proses administrasi lahan yang berlarut-larut, hingga
rumitnya izin cut and fill.
Tak berhenti di situ,
tumpang tindih alokasi lahan juga menimbulkan sengketa, bahkan konflik langsung
dengan masyarakat. "Keluhan pengurusan fatwa planologi, izin peralihan hak dan
dokumen pertanahan lainnya juga cukup dominan," ungkap Lagat.
Merespon persoalan
itu, Ombudsman menyarankan tiga langkah konkret dalam suratnya ke Kepala BP
Batam.
Pertama, evaluasi
total terhadap semua proses bisnis pengelolaan pertanahan dan perizinannya di
seluruh direktorat terkait, dengan menggandeng semua pihak-investor, pengusaha,
pengembang, akademisi, praktisi, sampai masyarakat.
Kedua, menyusun rencana
aksi dan menerapkan perbaikan sistemik dalam tata kelola pertanahan. BP Batam
juga diminta menguatkan fungsi evaluasi dan pengendalian sebagai alat
pengawasan.
Ketiga, penyelesaian
sengketa pertanahan antara korporasi dan masyarakat mesti dilakukan dengan
musyawarah mufakat yang berkeadilan. "Masyarakat juga bagian dari kemajuan
pembangunan daerah dan pertumbuhan ekonomi Batam," tegas Lagat.
"Harapannya, melalui
perbaikan tatakelola pertanahan dan perizinannya yang dilakukan BP Batam, dapat
tercipta iklim investasi yang produktif dan kondusif di Kota Batam,"
tutupnya.***