Ombudsman Minta BP Batam Jujur, Selesaikan Permasalahan Air di Batam

BATAM (HK)-Kepala Perwakilan Kepulauan Riau Ombudsman RI meminta BP Batam harus jujur dan transparan dalam melaksanakan pengelolaan air di Batam, sudah banyak persoalan yang muncul dipermukaan dan perlu ditangani secara serius dan segera.
Kepala Perwakilan Kepulauan Riau Ombudsman Republik Indonesia, Lagat Parroha Patar Siadari mengatakan banyak hal yang masih belum dijelaskan secara gamblang kepada masyarakat tentang langkah dan kebijakan yang dilakukan BP Batam melalui SPAM BP Batam dan mitra kerjanya konsursium PT Moya dan PP Persero.
"Soal isi kontrak antara BP Batam dgn Mitra (PT.Air Batam Hilir dan Hulu) sebaiknya dibuka saja kepubik secara luas. Tidak ada yang perlu dirahasiaan karena ini merupakan layanan publik dan pelanggannya adalah masyarakat yg membayar semuanya. Akutanbilitas dan Transparasi BP Batam dipertanyakan kalau justru menutup-nutupi info ini" jelasnya.
Lagat menyebutkan kerjasama yang dilakukan BP Batam dan PT Moya bahwa pengelolaan hllir dan hulu awalnya akan dipisah namum ternyata malah ketika dilelang langsung untuk pengelolaan keduanya.
"Sebenarnya Komitmen BP Batam disampaikan kepada kami bahwa akan dipisah pengelola Hilir dan Hulu, agar jelas pelaksanaan, pertanggungjawaban dan pengawasan kinerjanya, tapi rupanya pokja lelang memenangkan konsorsium PT.Moya dan PP untuk kontrak keduanya" jelasnya Rabu (31/8).
Lagat juga menyebutkan kalau pihaknya juga belum mendapatkan informasi tentang kapan efektifnya soal penyerahan kewenangan dan tanda dimulainya secara resmi kerjasama pengelolaan air bersih di Batam ini.
"Terus terang saja kita belum tahu kapan efektifnya mulai pengelolaan SPAM dilak kan PT. Air Batam Hilir dan PT.Air Batam Hulu, karena belum pernah di soft opening atau launching, dan Saya kira mereka belum siap" jelasnya.
Lagat juga meragukan klaim BP Batam soal penyediaan air siap minum, dan meminta BP Batam harus jujur mempublikasikan hasil uji lab terbaru kualitas air, kapan dilakukan dan lembaga mana, karena ini terkait dengan komutmen awalnya yang sudah mendengungkan akan mengalirkan air siap minum sampai disetiap pelangganya.
"Kami meragukan hasil uji lab terbaru menyatakan tdk ada masalah, aneh aja. Kalau waktu ATB menang kualitas air yg dihasilkan baik memenuhi baku mutu bahkan dinobatkan sbg operator air terbaik se Indonesia" katanya.
Lagat menyatakan saat ini permasalahan air di Batam kondisinya sudah dalam skala yang urgent dan membutuhkan kebijakan yang tepat dan terukur untuk menyelesaikanya serta solusi yang konfrehensif agar segera bisa ditanggulangi.
"Saat ini situasinya sudah masuk keadaan darurat, kami sarankan, segera lakukan langkah konkrit untuk merespon kekecewaan masyarakat Batam, kalau tidak diselesaikan masalahnya maka Ini akan jadi seperti bola salju yg akan terus membesar menggelinding kemana-mana. Masa transisi pasti membutuhkan waktu, makin lama makin menderita warga. Sambil menunggu action operator baru BP Batam bisa saja mengambil langkah- langkah teknis yang dianggap perlu" katanya.
Lagat menjelaskan, soal akurasi tagihan, buka sebanyak mungkin kanal pengaduan (help desk) agar semua pelanggan mudah konsultasi dan menyampaikan keluhannya agar semua keluhan harus ditindaklanjuti sampai selesai jangan dipeti es kan.
Lagat menegaskan, untuk penangangan masalah air ini tidak hanya sebatas retorika saja "jangan hanya sebatas mengingatkan, situasi sudah darurat, lakukan langkah2 taktis mengatasi semua masalah yg ada" tegasnya.
"Keadaan kedaruratannya hrs nya dapat dilakukan. Makanya kita juga blm faham apakah saat ini sudah efektif konsorsium PT.Moya dan PP atau masih kontrak transisi oleh PT.Moya sendiri, kalau sudah dikontrak baru memang kurang etis langsung meninjau kontrak karena korsorsium yang baru akan bekerja, tapp pertimbangannya adalah perhatikanlah nasib masyarakat Batam, citra batam sebagai destinasi wisata dan tujuan investor. Air aja bermasalah, apa kata dunia" pungkasnya.(rie)








