• ,
  • - +

Kabar Perwakilan

Ombudsman Bali Soroti Fasilitas dan Hak Guru-Siswa Sekolah Rakyat Tabanan
PERWAKILAN: BALI • Kamis, 23/10/2025 •
 
Ilustrasi Sekolah Rakyat

JAKARTADAILY. ID - Kepala Ombudsman RI Perwakilan Bali, Ni Nyoman Sri Widhiyanti, menyoroti pemenuhan hak siswa dan guru di Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 17 Tabanan. Hal ini disampaikan usai peninjauan lapangan untuk memastikan kualitas pelayanan publik di bidang pendidikan.

"Fasilitas seperti laboratorium IPA, laboratorium TIK, ruang bimbingan konseling, serta peralatan olahraga belum tersedia," ujarnya di Denpasar, Rabu 22 Oktober 2025.

Selain kekurangan sarana, Ombudsman juga menemukan tunjangan tambahan bagi tenaga pendidik belum diterima, meski gaji pokok rutin dibayarkan.

Nyoman Sri menambahkan, identitas sekolah juga kurang dikenal masyarakat karena plang nama belum terpasang di jalan utama. Ia meminta pihak sekolah segera memasangnya agar keberadaan sekolah lebih mudah diketahui publik.

"Melalui kegiatan monitoring ini Ombudsman Bali menegaskan pentingnya pemenuhan hak-hak dasar siswa dan guru, serta memastikan seluruh sekolah rakyat di Bali mendapat perhatian yang proporsional dari pemerintah," tegasnya.

Ia menilai, peninjauan ini menjadi langkah nyata untuk memastikan pendidikan di Sekolah Rakyat tidak hanya bersifat administratif, tetapi juga mendukung tumbuh kembang anak dalam lingkungan belajar yang aman, sehat, dan inklusif.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Tata Usaha SRMP 17 Tabanan, I Wayan Budi Artawan, menjelaskan bahwa ruang belajar bagi 75 siswa dari Tabanan, Badung, Denpasar, dan Buleleng sudah cukup memadai. Namun, fasilitas tambahan yang disorot Ombudsman sudah diajukan ke pemerintah pusat.

"Untuk sementara, sekolah hanya diperbolehkan membeli kebutuhan habis pakai seperti alat tulis kantor," katanya.

Budi menambahkan, keterbatasan fasilitas tidak menyurutkan semangat belajar siswa. Sekolah juga aktif menggelar kegiatan ekstrakurikuler seperti pramuka, futsal, dan tari untuk mendukung minat dan karakter siswa.

Meski belum memiliki ruang bimbingan konseling, pihak sekolah tetap menyediakan guru BK yang membantu menjaga kesehatan mental siswa. "Tidak sedikit siswa yang mengeluhkan rasa jenuh dan rindu orang tua karena tinggal di asrama. Sebagai solusi, kami mengadakan kegiatan outing ke tempat wisata dan konservasi penyu," ungkapnya.

Sekolah Rakyat juga menampung dua siswa disabilitas dengan kondisi down syndrome dan kecemasan tinggi yang memerlukan pendampingan khusus. Selain itu, sepuluh siswa masih kesulitan membaca dan mendapat bimbingan tambahan di luar jam pelajaran.

"Anak-anak ini perlu perhatian lebih, dan kami berusaha semampu kami mendampingi agar mereka tidak tertinggal," tutup Budi Artawan.





Loading...

Loading...
Loading...


Loading...
Loading...