Ombudsman Babel temukan favoritisme sekolah picu overload pendaftaran SPMB

Pangkalpinang (ANTARA) - Perwakilan Ombudsman Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menemukan favoritisme sekolah memicu overload pendaftaran Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) Tahun Ajaran 2025/2026 di Kota Pangkalpinang.
"Favoritisme terhadap sekolah tertentu masih menjadi trend dikalangan masyarakat, sehingga terjadi overload pendaftaran SPMB di beberapa sekolah," kata Kepala Perwakilan Ombudsman Kepulauan Babel Shulby Yozar Ariadhy di Pangkalpinang, Kamis.
Ia mengatakan hasil pengawasan SPMB Tahun Ajaran 2025/2026 di SDN 15 dan SDN 6 Kota Pangkalpinang ditemukan adanya lonjakan pendaftar calon peserta didik (CPD) yang melebihi kuota rombongan belajar (rombel) yang tersedia. Hal ini mengindikasikan adanya stigma favoritisme dikalangan masyarakat, sehingga kurangnya CPD pada beberapa SD dan penyebarannya tidak merata.
"Kita harus berupaya menghilangkan favoritisme sekolah, agar animo masyarakat lebih merata terhadap pemilihan sekolah sehingga tidak terjadi lonjakan pendaftaran CPD ini," katanya.
Ia menyatakan dalam pengawasan SPMB tahun ini juga ditemukan fakta yang cukup mengejutkan di lapangan yang harus menjadi atensi seperti pada proses verifikasi data seleksi SPMB TA 2025/2026.
"Masih ditemukan adanya orang tua yang tetap bertahan mendaftarkan anaknya pada sekolah dengan tidak mencabut berkas pendaftaran tertentu walaupun secara regulasi juknis tidak bisa mendaftar di sekolah tersebut," katanya.
Ia memahami jika setiap orang tua pasti ingin yang terbaik bagi anak, apalagi dalam memperoleh pendidikan. Namun alangkah baiknya jika seluruh pihak bisa saling menahan diri untuk tidak memaksakan kehendak.
"Pada akhirnya yang menjadi korban adalah anak-anak ini. Oleh karena itu, kami selalu mengimbau untuk Dinas Pendidikan maupun orang tua dapat berkomitmen melaksanakan SPMB dengan tidak menambah rombel dan sesuai aturan yang berlaku," ujarnya.