• ,
  • - +

Kabar Perwakilan

Minyak Tanah Langka, Ombudsman: Gubernur NTT Telah Telepon Menteri ESDM
PERWAKILAN: NUSA TENGGARA TIMUR • Senin, 28/11/2022 •
 
Minyak Tanah Langka, Ombudsman: Gubernur NTT Telah Telepon Menteri ESDM

Kota Kupang, Jd-ntt.com- Ketua Ombudsman Perwakilan Nusa Tenggara Timur (NTT), Darius Beda Daton, SH menyebutkan, dirinya diinformasikan bahwa Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat telah menelepon Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terkait masalah kelangkaan minyak tanah di NTT.

Hal demikian disampaikan Ketua Ombudsman NTT kepada Jd-ntt.com, Sabtu, 26 November 2022 malam melalui pesan WhatsApp.

"Karena kondisi yang mulai tidak kondusif, saya diinformasikan bahwa bapak Gubernur NTT telah menelepon menteri ESDM dan BPH Migas siap menambah kembali kuota minyak tanah untuk NTT," Darius Beda Daton.

"Kita berharap agar Minggu ini kelangkaan minyak tanah mulai teratasi. Yang sabar ya ibu-ibu, badai pasti berlalu," ungkap Darius.

Ia mengaku menerima foto dan video sore tadi saat operasi pasar di Kelurahan Lasiana pada siang tadi.

"Jangan kaget nonton video dan foto-foto ini ya. Ini mirip dengan cerita dalam film G30S PKI tahun 1965. Antrean berjubel untuk dapat minyak tanah," sebut Darius.

Dia menjelaskan, sejak dua minggu lalu, stok minyak tanah di hampir seluruh agen/pangkalan minyak tanah tidak tersedia. Keluhan tersebut, lanjut dia, berlangsung hingga hari ini.

"Karena itu, beberapa hari lalu saya berinisiatif komunikasi dengan Pertamina Kupang guna menanyakan perihal stok minyak tanah yg kosong tersebut," tegasnya.

"Pertamina hanyalah operator untuk menyalurkan, sedangkan regulatornya adalah BPH Migas," kata Beda Daton.

Ia mengungkapkan bahwa ternyata hal ini terjadi karena BPH Migas mengurangi kuota NTT sebesar 3,48 persen dibanding tahun lalu. Mungkin ada pertimbangan tertentu mengapa dikurangi," beber orang nomor satu Ombudsman NTT.

Sebelumnya diberitakan, akhir-akhir ini terjadi kelangkaan minyak tanah (kerosene) di Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Hal itu menyebabkan warga di Kota Kupang antrian berjam-jam di pangkalan minyak di sejumlah tempat di Kota Kupang.

"Kelangkaan minyak tanah disebabkan oleh pembatasan kuota dari Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) ke Kota Kupang," kata Merry Sulung Budi kepada, agen minyak tanah di Kota Kupang kepada Jd-ntt.com, Rabu, 23 November 2022 siang via panggilan WhatsApp.

Oleh karena kelangkaan minyak tanah di Kota Kupang, Merry Sulung mengungkapkan bahwa sejumlah pengecer menjual minyak tanah tidak sesuai harga eceran tertinggi (HET), yakni Rp4000 per liter.

"Sejumlah pengecer menjual minyak tanah di pasar dan di tempat lain dengan harga bervariasi mulai dari Rp10.000, Rp20.000 bahkan ada yang Rp30.000 per liter," ungkapnya.

Namun, berbeda dengan Metu Nubatonis, pengecer minyak tanah di sekitar Jalan Mone, dekat pasar Oesapa, Kelurahan Oesapa, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang. Di tengah kelangkaan minyak tanah, ia tetap menjual minyak tanah sesuai HET Rp4000 per liter.

"Aturannya (dari pemerintah, red) sudah begitu, jadi kita ikuti saja," ucap Metu Nubatonis kepada Jd-ntt.com saat ditemui di kediamannya, Rabu (23/11/2022) petang.

Ia mengungkapkan bahwa kelangkaan minyak tanah terjadi pada bulan November. Minyak tanah yang dijual, kata dia, diperoleh dari agen.

"Tadi, agen hanya hantar satu drum dan sudah habis siang tadi, biasanya dua sampe tiga drum," katanya.

Meski demikian minyak tanah langka, Metu Nubatonis berlaku adil bagi warga yang hendak membeli. Ia mengatakan, per orang dibatasi lima liter alias satu jerigen ukuran lima liter. Tidak lebih dari itu," tutur Metu.

Menanggapi oknum pengecer yang menjual minyak tanah di atas harga yang ditetapkan, menurut Metu Nubatonis, hal itu mungkin karena faktor jarak atau mau mencari untung.

"Ada yang saya ketemu menjual harga minyak dengan harga Rp. 5000 hingga ada juga Rp.6000, bahkan sudah ditegur," ungkap Nubatonis.

Selain itu, ia mengaku, di tengah kelangkaan minyak tanah menjelang perayaan Natal 2022 dan Tahun Baru 2023, saat ini belum berpengaruh terhadap bahan-bahan pokok di pasar seperti, minyak goreng, beras, sayuran, dan lain-lain.

"Harga sembako di pasar Oesapa sini masih dibilang wajar," sebutnya.

Di tempat yang berbeda di Kota Kupang, warga Kelurahan Nefonaek, Kecamatan Kota Lama, Yanti Mada mengaku satu pekan lebih susah mendapatkan minyak tanah. Bahkan, ia telah mencari hingga ke beberapa pangkalan, namun hasilnya nihil, dilansir dari Merdeka.com

Dia bercerita, sejak pagi sudah mengantre di pangkalan depan sebuah ruko di Oebobo, dan baru mendapatkannya pada malam hari dengan harga Rp10.000 per botol.





Loading...

Loading...
Loading...


Loading...
Loading...