• ,
  • - +

Kabar Perwakilan

Kisah Seorang Pionir 10 Tahun Membangun Ombudsman Bali Karya Umar Ibnu Alkhatab Menuai Kritik dan Pujian
PERWAKILAN: BALI • Minggu, 26/06/2022 •
 
Umar Ibnu Alkhatab

DENPASARUPDATE.COM - Kepala Perwakilan Ombudsman Provinsi Bali Umar Ibnu Alkhatab resmi mengakhiri masa jabatannya sejak 21 Juni 2022 lalu. Seiring paripurna tugasnya selaku Kepala Perwakilan (Kaper) Bang Umar-demikian akrab disapa menerbitkan buku yang diberi title; Kisah Seorang Pionir Sepuluh Tahun Membangun Ombudsman Bali.

Sejatinya buku autobiografi tersebut sudah dibedah oleh jurnalis senior yang tergabung dalam Pena NTT, Arnold Dae pada 14 Juni lalu. Kali ini giliran buku dengan tebal 301 halaman tersebut mendapat catatan kritik dalam forum informal; Kritik Buku, Kisah Seorang Pionir Sepuluh Tahun Membangun Ombudsman Bali, yang ditulis oleh Bang Umar dengan penyelenggara Jurnalis Bali PENA NTT di Kedai PICA, Pojok Sudirman pada Saniscara Paing Wuku Langkir, Sabtu sore, 25 Juni 2022.

Istimewanya, Wakil Gubernur Bali Prof. Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati yang karib disapa Cok Ace dan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho menghadiri acara kritik buku ini.

Buku ini merupakan buah karya dari Kepala Ombudsman RI (ORI) Perwakilan Bali periode 21 Juni 2012-21 Juni 2022 Umar Ibnu Alkhatab.

Dengan kemasan bincang santai yang dipandu host senior dan berpengalaman Agustinus Apollo Daton dan moderator Emanuel Dewata Oja alias Edo, pada kesempatan itu, Wagub Cok Ace mengapresiasi karya buku yang ditulis sahabatnya Ibnu Alkhatab, menandai berakhirnya 10 tahun masa tugasnya di Pulau Dewata.

Politisi asal Puri Ubud ini mengenal sosok Ibnu Alkhatab sebagai pribadi yang sangat baik. Bahkan, Wagub Cok Ace dan Kaper BI Bali Trisno Nugroho sering menghabiskan waktu berdiskusi dengan pria asal Lembata, Flores Timur NTT ini.

"Kami tiga sekawan sering menghabiskan waktu bersama dan sangat banyak hal yang berkesan," ujar Wagub Cok Ace sembari menunjukkan sejumlah foto yang menunjukkan momen kedekatan mereka. Ia menyebut Alkhatab sebagai orang yang sederhana dan selalu melihat sesuai dari sudut pandang positif.

Lanjut terkait pendapat terhadap buku, Wagub Cok Ace menyampaikan bahwa tata bahasa yang tertuang mencerminkan gaya bertutur Alkhatab yang mengalir dan enak dibaca. Selain itu, buku ini memuat materi yang sangat lengkap menggambarkan sosok Alkhatab. Pada bagian lain, Guru Besar ISI Denpasar ini menyampaikan rasa salut atas keberanian Alkhatab menulis sebuah buku.

"Saya salut atas keberanian beliau menulis tentang diri sendiri," ucapnya.

Kalau soal kritik terhadap buku, Wagub Cok Ace menyinggung layout yang bagi sebagian pembaca mungkin akan terkesan monoton.

"Tapi kalau pembacanya orang seumuran saya, itu tak jadi masalah. Sebab yang kita cari adalah isi, bukan tampilan," imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho mengaku kesulitan jika diminta mengkritik sebuah buku. Alasannya karena ia sendiri belum menerbitkan buku. Sehingga sulit menemukan titik lemah buku tersebut. Terlebih katanya, menerbitkan buku bukan hal muda.

"Saya belum pernah nulis buku, jadi tak berani mengkritik," ujarnya.

Pada kesempatan itu, Trisno Nugroho hanya menyampaikan kesan tentang Alkhatab sebagai sosok yang luar biasa. Ditambahkan olehnya, hampir tak ada kekurangan pada diri Alhkatab yang sederhana dan supel dalam bergaul. Satu hal yang paling dikaguminya adalah kecerdasan Alkhatab dalam memposisikan diri dan berkomunikasi.

"Beliau sangat dekat dengan jajaran pemerintahan, tapi tetap bisa menjaga sikap kritis," ungkapnya.

Menambahkan penyampaian Wagub Cok Ace dan Kaper BI Trisno Nugroho, Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Provinsi Bali Emanuel Dewata Oja mengkritisi judul buku. Menurutnya, lebih tepat kalau Alkhatab menggunakan kosakata 'Inspiratif' ketimbang 'Pionir'.

Edo memberi kritik dan saran perbaikan atas buku ini secara konstruktif. Dia memberi masukan catatan agar judul lebih tepat dengan kata Inspiratif. Selain itu, ia member saran agar tak terkesan monoton, isi setiap halaman dengan warna grafis dan kutipan penting penulis.

"Penting isi buku itu diberi warna agar pembaca tidak cepat jenuh membaca buku yang model paper," sarannya.

Karena buku itu memuat kisah inspiratif Alkhatab selama 10 tahun bertugas di Pulau Dewata. Kritik lainnya adalah tentang layout yang terkesan monoton.

"Sebenarnya lebih mudah mengapresiasi daripada mengkritik sebuah karya, karena saya tahu membuat buku itu bukan hal yang mudah. Tapi karena diharuskan untuk menyampaikan kritik, itu beberapa saran yang bisa dipertimbangkan untuk revisi," cetusnya.

Ibnu Alkhatab menyampaikan terima kasih atas kritik yang sangat bermanfaat untuk penyempurnaan karyanya. Terkait dengan ide penyusunan buku yang menandai berakhirnya masa tugasnya di Bali, ia mengaku terinspirasi oleh kebiasaan orang Belanda yang selalu menulis buku setelah mengakhiri masa jabatan di suatu wilayah. Ia berharap, karyanya bermanfaat dan menginspirasi pejabat ORI Bali berikutnya.

Di akhir acara, Wagub Cok Ace menyerahkan kenang-kenangan berupa kain endek. Sementara Trisno Nugroho menyerahkan bingkisan berupa uang bersambung (uncut banknotes) lembaran Rp100 ribu lengkap dengan sertifikatnya. ***





Loading...

Loading...
Loading...


Loading...
Loading...