Belajar dari Kebakaran Lapas Kelas I Tangerang Lapas Singaraja Periksa Instalasi Listrik

SINGARAJA, BALI EXPRESS - Kasus terbakarnya Lapas Kelas I Tangerang hingga menelan korban jiwa sebanyak 41 orang nampaknya menjadi perhatian bagi Lapas Kelas IIB Singaraja. Bahkan, pihak lapas pun mulau melakukan pengecekan secara ketat terhadap instalasi kelistrikan di areal tersebut.
Kepala Lapas Kelas IIB Singaraja, Mut Zaini mengaku jika pihaknya sudah berkoordinasi dengan PLN UP3 Bali Utara memeriksa dan merawat instalasi listrik di Lapas Singaraja. Pengecekan kelayakan peralatan listrik, beban yang diterima, dan kondisi jaringan kabel listrik menjadi sasaran utama.
Tak hanya berkoordinasi dengan PLN, pihaknya juga sudah berkomunikasi dengan pihak Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Buleleng untuk antisipasi gangguan. "Kami sudah mengecek dan bersurat ke PLN dan Damkar. PLN cek kondisi kabel, apa masih layak atau tidak," jelas Mut Zaini, Jumat (10/9) siang.
Baca juga: Pertashop Bermunculan di Tabanan, Diperindag Arahkan Tera Ulang
Jalur evakuasi saat darurat bagi warga binaan (WB) Lapas Singaraja jika terjadi gangguan sudah disiapkan, yang menuju keluar areal Lapas. Rencananya, Lapas bersama Damkar akan melaksanakan pelatihan bagi para petugas untuk menanggulangi kebakaran. "Kalau simulasi, kami menunggu jawaban Damkar untuk pelatihan petugas," paparnya.
Alat pemadam api ringan (Apar) pun sudah disiapkan oleh Lapas Singaraja, sebanyak 5 unit. Jumlah ini dirasa Mut Zaini sudah cukup untuk di lingkungan Lapas Singaraja yang dihuni oleh 259 orang warga binaan (WB) dari kapasitas seharusnya 100 orang.
Lima unit Apar ini ditempatkan di beberapa titik lokasi dianggap rawan terjadi insiden kebakaran, baik itu lokasi listrik, dapur dan lokasi lainnya. "Ini untuk api kecil, kalau api besar kami tetap berhubungan dengan Damkar. Saya rasa (5 unit Apar) cukup. dan saya harap, tidak ada insiden gangguan di Lapas Singaraja," imbuhnya.
Terpisah, Kepala Perwakilan Ombudsman RI Provinsi Bali, Umar Ibnu Alkhatab, tak menampik jika seluruh Lapas di Bali saat ini sudah overload. Kondisi inipun menimbulkan potensi. Yang paling sering ditemukan adalah terjadinya perselisihan antara warga binaan lapas.
Ombudsman RI Provinsi Bali sebut Umar akan mendatangi seluruh Lapas yang ada di Bali untuk mengecek sistem kelistrikan maupun jalur evakuasi. "Saya minta cek, buat simulasi cara mengatasi dan evakuasi. Ini memang perlu diperhatikan," tutupnya.
(bx/dik/man/JPR)








