• ,
  • - +

Kabar Perwakilan

Ombudsman Sikapi Postingan Leonardo DiCaprio Terkait Polusi Udara PLTU Suralaya
PERWAKILAN: BANTEN • Jum'at, 06/03/2020 •
 
Foto Postingan akun IG Leonardo Dicario dengan foto berlatar PLTU Suralaya, Kota Cilegon. (IG Leonardo Dicaprio)

SERANG, SSC - Ombudsman RI Perwakilan Banten akhirnya menyikapi sorotan Leonardo DiCaprio yang memposting foto terkait polusi udara yang dihasilkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya, Kota Cilegon. Dalam hal ini, pihaknya meminta kepada Pemkot Cilegon khususnya Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Cilegon untuk mengevaluasi izin-izin terkait lingkungan yang dimiliki oleh semua pabrik yang berdiri di Kota Cilegon.

"Ombudsman akan cek apakah mereka (pengelola pabrik) beroperasi masih sesuai dengan aturan yang berlaku atai tidak. Kami juga akan koordinasi dengan dinas tekait. Juga soal ambang batas lingkungan yang berdampak kepada masyarakat akan dicek," kata Kepala Ombusman RI Perwakilan Banten, Dedy Irsan melalui pesan singkat Whatshaap, Kamis (4/3/2020).

Menurutnya, Pemerintah Kota Cilegon harus proaktif mengontrol dan mengawasi secara serius persoalan polusi udara tersebut, sehingga memastikan masyarakat khususnya di Kota Cilegon dapat tetap menghirup udara yang bersih dan sehat.

"Semua pihak harus dipikirkan. Di satu sisi, pabrik juga bermanfaat untuk nvestasi dan menampung tenaga kerja. Tetapi yang juga penting harus tetap mengedepankan keselamat dan kesehatan masyarakat lingkungan sekitar, sehingga menjadi harmoni," terang Dedy.

Diberitakan sebelumnya, Pengguna akun instagram dikejutkan dengan akun aktor Leonardo Dicaprio yang memposting sebuah foto berlatar belakang Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya, Kota Cilegon.

Dalam lima hari sejak foto diposting, akun IG Leonardo Dicaprio langsung dibanjiri ribuan komentar para penggemarnya. Pada foto itu mempersoalkan pencemaran udara yang diakibatkan oleh pembakaran dari bahan bakar fosil.

Foto tersebut merupakan posting ulang (repost) dari akun @yaleenvironment360 dengan latar dua bocah sedang beraktifitas dengan dan di berlakang cerobong PLTU Suralaya.

"Nitrogen dioksida, ozon, dan bahan partikel halus. Hal itu juga mencakup rincian regional dampak polusi udara," tulis Leonardo.

"Para peneliti menemukan bahwa kematian paling dini akibat polusi udara terkait bahan bakar fosil pada tahun 2018 adalah di Tiongkok daratan (1.8 juta), India (1 juta), dan Amerika Serikat (230,000). Akibatnya , ketiga negara tersebut juga menghadapi biaya tahunan tertinggi: $ 900 miliar di Tiongkok, $ 600 miliar di Amerika Serikat. S., dan $ 150 miliar di India," lanjut Leonardo dalam tulisannya. (Ully/Red)





Loading...

Loading...
Loading...


Loading...
Loading...