• ,
  • - +

Kabar Perwakilan

Kekeringan di Subak Balangan Badung, Produksi Beras Hilang Sebanyak 1.000 Ton Per Tahun
PERWAKILAN: BALI • Senin, 26/04/2021 •
 
Asisten Ombudsman RI Bali bersama DPRD Badung

TRIBUN-BALI.COM, BADUNG - Pemerintah Kabupaten Badung melalui Dinas Pertanian dan Pangan setempat mengakui, dalam setahun sebanyak 1.000 ton produksi beras hilang.

Produksi beras tersebut tercatat di beberapa lahan pertanian yang ada di Subak Balangan Desa Kuwum, Mengwi, Badung, Bali.

Hilangnya produksi beras tersebut, tidak lain karena petani setempat kesulitan air untuk mengairi sawah.

Bahkan sampai kini sawah dengan luas 100 hektare itu pun kering dan tidak bisa dimanfaatkan petani sama sekali.

Kadis Pertanian dan Pangan Badung Wayan Wijana saat ikut melakukan pertemuan dengan DPRD Badung dan Ombudsman RI Bali pun mengatakan kurang lebih Badung kehilangan produksi beras hingga 1.000 ton lebih setiap tahunnya dari Subak Balangan.

"Dengan adanya kekeringan lahan, Badung kehilangan produksi beras hingga 1.000 ton lebih per tahunnya," tegas mantan Kabag Organisasi tersebut.

Oleh karena tidak ada air, petani di sana pun hanya bisa menanam palawija dari air tadah hujan.

Sehingga lahan pertanian yang merupakan lahan hijau tetap bisa dimanfaatkan dengan baik oleh petani setempat.

"Karena tidak mendapatkan air, makanya petani mengadu ke DPRD terkait masalah pembagian air dan kekeringan tersebut," bebernya.

Meski masalah tersebut belum terselesaikan, pihaknya berharap pembagian air dilakukan sesuai kesepakatan yang sudah dilakukan.

Sehingga lahan pertanian benar-benar bisa dimanfaatkan dengan baik

Disinggung terkait kecilnya debit air, Wijana akan mengupayakan pendekatan secara kekeluargaan mengenai penggunaan air ini.

Misalnya ketika di Subak Balangan menanam padi, pihaknya akan berharap, subak lainnya menanam palawija.

Demikian juga sebaliknya, ketika subak lainnya menanam padi, Subak Balangan menanam palawija sehingga air bisa disalurkan penuh ke subak tersebut.

"Jadi sistim pola tanam bisa dilakukan, apalagi sistem pola tanam itu sebelumnya sudah dilakukan pembahasan, bahkan sudah disepakati. Dengan begitu semua subak bisa mendapatkan air untuk melakukan penanaman padi," tambahnya.

Dirinya mengakui, dari pengaduan pekaseh, kekeringan ini sudah terjadi dari 21 tahun yang lalu karena adanya pembagian air yang dialirkan ke wilayah Tabanan.

Kondisi itu pun sangat memprihatinkan, pasalnya 300 petani di Subak Balangan sama sekali tidak mendapat air. (*)

Penulis: I Komang Agus Aryanta

Editor: Ida Ayu Suryantini Putri





Loading...

Loading...
Loading...


Loading...
Loading...