• ,
  • - +
Ombudsman RI Sarankan Perkuat Perum Bulog Gorontalo
Kabar Ombudsman • Kamis, 08/06/2023 •
 
Anggota Ombudsman RI, Yeka Hendra Fatika saat memantau penyerapan gabah dari petani di Perum Bulog

GORONTALO - Perum Bulog Kota Gorontalo harus diperkuat untuk menyelamatkan perekonomian dan existensi Bulog pada persaingan antara Bulog dan pihak swasta pengecer beras. Hal ini disampaikan Anggota Ombudsman RI, Yeka Hendra Fatika saat memantau penyerapan gabah dari petani pada Kamis (8/6/2023) di Gudang Perum Bulog Kota Gorontalo.

Dalam pemantauan, Kepala Perum Bulog Wilayah Sulawesi Utara dan Gorontalo, Abdul Muis Ali mengatakan bahwa Bulog Kota Gorontalo mengalami kesulitan dalam penyerapan gabah dari petani. Hal ini terjadi karena banyaknya pihak swasta yang banyak mengambil gabah dari petani dengan harga yang tinggi, sedangkan Bulog terhalang dengan regulasi HPP.

Melanjutkan, Muis juga mengatakan bahwa pihak swasta mengambil beras dari petani dengan kualitas medium dan dirubah menjadi kualitas premiun dengan teknologi yang mereka miliki, sehingga dipasaran penjualan beras swasta mendomintasi dengan kualitas premium.

"Penyerapan gabah oleh swasta hampir sekitar 120.000 ton, sedangkan kami hanya dapat menyerap 9.000 ton. Cuaca juga mempengaruhi banyaknya gabah yang dihasilkan oleh petani sehingga semakin berkurang penyerapan gabah oleh Bulog, selain itu teknologi yang kita miliki juga kalah jauh dengan teknologi yang dimiliki oleh pihak swasta, kami setengah mati menahan harga medium di pasaran, namun swasta menjual beras medium dengan harga premiun yang tidak terkontrol," jelas Muis.

Dari permasalahan yang ada, Muis berharap dukungan kebijakan, perlu peraturan yang dapat mengatur harga premium, sehingga penjualan gabah petani tidak lari ke pihak swasta.

Terkait hal tersebut, Yeka menyampaikan bahwa Bulog Kota Gorontalo perlu melakukan inovasi dengan bekerjasama bersama penggilingan. "Coba untuk sewa penggilingan dengan para penggiling dan disiapkan pengeringan sendiri sehingga dapat meningkatkan penyerapan gabah dan kualitas gabah," jelas Yeka. (HA/MIM)





Loading...

Loading...
Loading...
Loading...