• ,
  • - +
Ombudsman RI Pantau Distribusi Pupuk Bersubsidi di Bengkulu
Kabar Ombudsman • Kamis, 16/05/2024 •
 

Bengkulu-Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika melakukan diskusi pelayanan publik bersama Kelompok Tani di Desa Srikuncoro, Kabupaten Bengkulu Tengah, Kamis (16/05). Kegiatan ini bertujuan memantau pelayanan publik terkait penyaluran pupuk bersubsidi.

Dari hasil pemantauan diketahui bahwa terdapat permasalahan penebusan pupuk bersubsidi di kios tani oleh kelompok tani. Hal ini disebabkan karena permasalahan keuangan dan kurangnya pengetahuan tata cara penebusan. Selain itu, permasalahan lainnya yang muncul, terkait pengajuan pupuk yang tidak sesuai dengan kebutuhan petani dan pengadaan alat yang tidak sesuai dengan kondisi tanah gambut di Desa Srikuncoro.

Berbagai kendala tersebut diungkapkan oleh Basuki, salah satu distributor kios tani di Desa Srikuncoro. Menurutnya, hal tersebut terkendala oleh sinyal di daerahnya yang membuatnya sulit untuk melakukan penebusan pupuk untuk petani.

Tidak adanya sistem menabung pupuk untuk pembelian pupuk selanjutnya oleh kelompok tani. Terdapat lima kelompok tani yang sudah mengambil dengan total kurang lebih 15 ton dengan total alokasi kurang lebih 26 ton. Jatah pupuk yang didapatkan oleh petani sebesar 50 Urea dan 50 NPK yang sebenarnya tidak sesuai dengan kubutahan petani yang seharusnya 50 Urea dan 100 NPK. Demikian ungkap Wawan, distributor kios tani lainnya.

Mendengar permasalahan yang terjadi, Yeka memberikan saran bahwa perlu adanya sistem pengelolaan keuangan di kelompok tani, perlu ada sosialisasi terkait adanya Surat Keterangan Blankspot untuk wilayah yang tidak mendapatkan sinyal. Terkait perngajuan pupuk, perlu adanya evaluasi terkait patokan pengajuan pupuk. Pengajuan pupuk harus dua kali lipat sehingga saat ada pemotongan dapat sesuai dengan kebutuhan pupuk.

Yeka melanjutkan bahwa penyaluran pupuk oleh Pupuk Indonesia ternyata masih rendah, informasi ini sangat dibutuhkan karena pada prosesnya sudah dipermudah ternyata masih terdapat kendala adanya persoalan sistem penebusan yang dirasa kios sulit. Persoalan kurangnya penyerapan penerbusan dikarenakan kurangnya sosialisasi mengenai tata cara penebusan. Ini yang membuat penebusan di Desa Srikuncoro rendah. Diharapkan setelah memberikan arahan, penebusan di wilayah ini dapat lebih meningkat.

Turut hadir dalam diskusi bersama kelompok tani ini Direktur Pemantauan, Evaluasi dan Pengendalian Pembangunan Daerah Bappenas Rohmad Supriyadi dan Kepala Manager Area Bengkulu Pupuk Indonesia Yogi. (HA)





Loading...

Loading...
Loading...
Loading...