Ombudsman RI Dorong Inovasi dan Keberlanjutan Makan Bergizi Gratis

Nomor 22/HM.01/III/2025
Jumat, 14 Maret 2025
SUKABUMI - Ombudsman RI mendorong inovasi dan keberlanjutan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Hal ini disampaikan Anggota Ombudsman RI, Yeka Hendra Fatika dalam kunjungannya bersama Badan Gizi Nasional (BGN) ke Kecamatan Warungkiara, Kabupaten Sukabumi, pada Jumat (14/3/2025).
Dari hasil pemantauan ini, Yeka menyampaikan beberapa masukan kepada BGN, termasuk optimalisasi administrasi, penyempurnaan distribusi pangan, serta penguatan pengawasan. "Kami berharap saran ini dapat membantu program MBG berjalan lebih efektif dan memberikan manfaat maksimal bagi anak-anak sekolah," ujar Yeka.
Sebagai lembaga pengawas pelayanan publik, Ombudsman RI berkomitmen untuk terus mengawal dan mendorong penyempurnaan program ini. "Kami ingin memastikan setiap tantangan mendapatkan solusi nyata agar program ini semakin baik ke depannya," tutup Yeka. Ia berharap program ini dapat berjalan semakin optimal dan berdampak positif bagi anak-anak Indonesia.
Lokasi pertama yang dikunjungi adalah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Warungkiara, yang merupakan pusat distribusi makanan bergizi untuk anak-anak sekolah. Pada saat kunjungan, tim Ombudsman RI menyaksikan persiapan 3.088 porsi makanan yang akan disalurkan ke 22 sekolah di Kecamatan Warungkiara. "Kami melihat bahwa sistem distribusi makanan di sini sudah tertata dengan baik dan berbasis data yang akurat. Dengan pengawasan yang lebih ketat, kualitas dan ketepatan sasaran dapat terus terjaga," ujar Yeka Hendra Fatika.
Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana menjelaskan bahwa lokasi ini telah menjadipilot project sejak Januari 2024 dan memberikan manfaat tidak hanya bagi anak-anak sekolah tetapi juga bagi perekonomian masyarakat. "Program ini melibatkan sekitar 50 tenaga kerja dan menggerakkan ekonomi lokal, mulai dari peternak ayam dan petani beras hingga nelayan yang memasok ikan langsung dari pelabuhan," jelas Dadan.
Selanjutnya, Ombudsman RI mengunjungi SDN 3 Warungkiara yang tidak jauh dari lokasi SPPG. Pemantauan ini bertujuan untuk meninjau langsung proses distribusi MBG. Menurut Yeka, penerapan teknologi ginger print dalam pembagian MBG ideal untuk menjaga ketepatan distribusi. Namun, perlu dipastikan sistem ini terus berjalan optimal tanpa kendala teknis.
Pada titik terakhir, tim Ombudsman RI meninjau sentra makanan bergizi gratis yang telah dirancang sesuai standar Badan Gizi Nasional. Di lokasi ini, seluruh proses mulai dari pengolahan hingga distribusi, dilakukan dengan standar ketat untuk menjaga keamanan pangan dan kandungan gizi. "Kami mengapresiasi penerapan standar ini, yang memastikan setiap makanan yang disajikan benar-benar bermanfaat bagi pertumbuhan anak-anak," ujar Yeka.
Selama dalam kunjungan kerja tersebut, Ombudsman RI mencatat layanan dari program MBG itu bukan hanya penyediaan makanan bergizi untuk siswa, ibu hamil, ibu menyusui dan anak balita saja, melainkan memilikisnowbolling effect terhadap peningkatan kesejahteraan petani di lingkungan terdekat Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Dengan demikian program MBG akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi di perdesaaan, dan pengurangan pengangguran melalui penyediaan tenaga kerja di SPPG. (*)
Anggota Ombudsman RI, Yeka Hendra Fatika
(0819-4513-0676)