Mengedepankan Petani Lokal, Ombudsman Apresiasi Kementan dan Perum Bulog
BANTEN - Ombudsman RI apresiasi Kementerian Pertanian dan Perum Bulog yang mengedepankan pelayanan publik pada petani lokal. Apresiasi ini disampaikan oleh Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika saat melakukan kunjungan kerja ke Gudang Singamerta dan Gudang Filial Perum Bulog di Kabupaten Serang dan Kota Serang, Selasa (6/9/2022).
Yeka menyatakan, sejauh ini, pemerintah hanya melakukan impor terhadap beras jenis khusus. Beras khusus adalah beras yang tidak ditanam di Indonesia. Adapun peruntukannya adalah kebutuhan hotel, restoran, hingga pelaku bisnis katering. "Sedikit demi sedikit, kita sudah mulai berhasil untuk menjadi negara mandiri dalam hal pengadaan beras. Ketergantungan terhadap petani lokal menunjukkan bahwa pemerintah telah memberikan pelayanan publik kepada petani dengan baik. Hal ini patut diapresiasi," ujar Yeka.
Pada 6 September 2022, Gudang Singamerta telah menerima pemasukan beras dari Sulawei Selatan sebanyak 250 ton dengan kondisi mutu beras rata-rata kadar air 13,2-13,5%. "Produksi beras surplus, tidak ada impor dan masuk akal, riil di lapangan. Walaupun masih terdapat beberapa pekerjaan rumah, namun sudah ada banyak kemajuan dalam Kementan memberikan pelayanan," ujar Yeka.
Selain itu, Yeka juga menyoroti target penyerapan Perum Bulog tahun 2022, yakni sebesar 1,2 juta ton. Namun, sampai dengan 6 September 2022 realisasi penyerapan baru berkisar di angka 600.000 ton. Ia menyatakan sebaiknya jika memang mau memiliki penyerapan yang lebih tinggi, Bulog diberikan akses untuk menyediakan standar harga HPP Gabah Kering Panen yang lebih bersaing. Pemerintah perlu mengevaluasi besaran HPP dengan melihat realitanya, apakah besaran masih sesuai dengan keadaan. "Hal lain yang perlu diperhatikan juga adalah kurang efisiennya proses produksi sehingga harga beras domestik mahal dan mutunya kurang baik," ujar Yeka.
Sementara itu, pada kunjungan ke Gudang Filial Perum Bulog, Yeka menyoroti produktivitas petani di Kecamatan Kasemen yang sedang mengalami penurunan dari rata-rata 6,5 ton/hektar menjadi 4,5ton/hektar akibat serangan hama sundep (hama penggerek batang). Ia berpendapat, pemerintah harus turun tangan dalam membantu para petani menghadapi penurunan produktivitas akibat hama. "Dari segi pencegahan sampai dengan penanganan sebaiknya ada pendampingan langsung, terutama dalam mengedukasi petani, sebagai tindakan preventif," ujar Yeka.
Kehadiran Yeka dan rombongan didampingi oleh Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Perum Bulog, Mokhamad Suyamto; Kadiv Perencanaan Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog, Epi Sulandari; serta para Pimpinan Wilayah Kanwil Bulog DKI-Banten dan Pimpinan Cabang Kancab Bulog Serang. (MFM)