Masjid Turut Mengawasi Pelayanan Publik: Ombudsman RI Ajak Masyarakat Ikut Serta

CIAWI - Safari Ramadan yang dilakukan oleh Anggota Ombudsman RI, Dr. Hery Susanto, S.Pi., M.Si kali ini berlangsung di Masjid Ma'Rifatullah, Desa Citapen, Ciawi, pada Kamis (13/3). Kegiatan ini dihadiri berbagai tokoh masyarakat, termasuk Ketua Masjid Ma'Rifatullah Damrizal dan Dewan Pembina Yayasan Makrifatul Ilmi, Talim Mulyadi.
Acara diawali dengan sambutan dari Damrizal yang mengulas sejarah masjid serta mengungkapkan rasa terima kasih atas perhatian Ombudsman RI dalam kegiatan ini. "Kami sangat menghargai perhatian yang diberikan kepada masjid ini, semoga silaturahmi ini membawa manfaat bagi jamaah dan masyarakat sekitar," ujar Talim dalam sambutannya.
Dalam kesempatan tersebut, Hery menegaskan pentingnya peran masyarakat dalam mengawasi layanan publik, sejalan dengan tema yang diangkat, yakni "Masjid sebagai Pengawas Publik." Menurutnya, konsep pengawasan publik telah ada sejak zaman Khalifah Utsmaniyah, di mana lembaga sejenis Ombudsman telah berperan dalam memastikan keadilan bagi masyarakat. "Banyak yang mungkin belum mengenal Ombudsman RI dan tugasnya. Kami hadir untuk memastikan layanan publik berjalan sesuai dengan aturan, dan masyarakat memiliki hak untuk mengawasi serta melaporkan jika terjadi maladministrasi," ungkapnya.
Lebih lanjut, Hery menekankan bahwa pengawasan publik bukan sekadar tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tugas setiap individu dalam masyarakat. Ia mengutip ayat dalam Al-Qur'an, "Dan ingatlah, rumah ini (Ka'bah) adalah tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebagian maqam Ibrahim sebagai tempat shalat." (QS. Al-Baqarah: 125). "Masjid memiliki peran sebagai pusat kehidupan masyarakat, tempat di mana kita berkumpul, berdiskusi, dan juga mengawasi jalannya pelayanan publik," tambahnya.
Selain itu, ia menegaskan bahwa pelayanan publik yang berkualitas hanya dapat terwujud jika ada keberanian untuk bersuara dan bertindak. "Hidup ini adalah tentang berani hidup, bukan berani mati. Maka, kita harus berani memperjuangkan hak-hak kita," ujarnya. Hery juga menjelaskan bahwa Ombudsman RI berpegang pada tiga pilar utama dalam menjalankan tugasnya, yaitu keimanan, ketakwaan, dan kesabaran. "Keimanan ditanamkan melalui rukun iman, ketakwaan diwujudkan melalui rukun Islam, dan kesabaran adalah kunci dalam menghadapi berbagai tantangan, termasuk dalam memperbaiki layanan publik," terangnya.
Dalam pemaparannya, Hery mengutip hadis dari Imam Bukhari, "Jika Aku menguji hamba-Ku dan ia bersabar, maka sungguh kesabaran itu adalah cahaya baginya." Ia juga menambahkan hadis riwayat Thabrani, "Tidak ada seorang hamba yang ditimpa musibah lalu ia bersabar, kecuali Allah akan menggantikan yang lebih baik baginya." Dari hadis Muslim, ia mengingatkan bahwa "Kesabaran adalah bagian dari keimanan, dan ketakwaan harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari." Hal ini menunjukkan bahwa ketekunan dalam mengawasi pelayanan publik merupakan bentuk nyata dari implementasi keimanan dan ketakwaan.
Di sisi lain, Dewan Pembina Yayasan Makrifatul Ilmi, Talim, menyampaikan harapannya agar Ombudsman RI terus mendukung dan memperkuat peran masjid dalam kehidupan sosial masyarakat. "Kami berharap Ombudsman RI dapat membantu membangun kesadaran masyarakat agar lebih aktif dalam mengawasi pelayanan publik dan tidak ragu untuk melaporkan berbagai penyimpangan," ujarnya.
Sebagai langkah konkret, Ombudsman RI akan memperluas jangkauan edukasi dan sosialisasi terkait pengawasan layanan publik melalui berbagai forum keagamaan, termasuk masjid dan majelis taklim. "Kami berkomitmen untuk mendekatkan layanan pengaduan kepada masyarakat. Masyarakat tidak perlu takut melapor, karena setiap laporan akan kami tindak lanjuti secara profesional dan transparan," tegas Hery.
Selain itu, Ombudsman RI juga menekankan pentingnya istighfar dan shalawat sebagai cara menghadapi permasalahan dalam pelayanan publik. "Ketika menghadapi ketidakadilan, jangan langsung emosi. Hadapi dengan istighfar dan shalawat, lalu laporkan kepada kami. Kami siap mendampingi," ucapnya. Ia berharap, melalui pendekatan yang lebih humanis dan berbasis nilai-nilai keislaman, masyarakat semakin percaya bahwa pengawasan layanan publik adalah bagian dari ibadah.
Sebagai penutup, Hery mengajak masyarakat untuk tidak hanya menjadi penerima layanan, tetapi juga pengawas aktif dalam memastikan layanan publik yang lebih baik. "Kami ingin membangun kesadaran kolektif bahwa masyarakat adalah bagian dari pengawasan publik. Dengan berani bersuara, kita turut menciptakan perubahan yang nyata," tandasnya.
Ke depan, Ombudsman RI akan terus meningkatkan efektivitas pengawasan dengan merespons laporan masyarakat secara cepat, tepat, dan transparan. Langkah-langkah strategis akan ditempuh guna memastikan bahwa setiap aduan yang masuk segera mendapatkan penyelesaian yang konkret. "Kami bekerja bukan hanya dengan kata-kata, tetapi dengan aksi nyata. Setiap laporan adalah amanah yang akan kami perjuangkan demi terwujudnya layanan publik yang lebih baik," pungkas Hery. (MFM)