Kereta Cepat Disorot Ombudsman: KA Feeder Telat-Sistem Refund Tak Optimal
Jakarta - Anggota Ombudsman Republik Indonesia (ORI) Hery Susanto, menyampaikan catatan akhir tahun terhadap moda transportasi Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh. Hery menemukan beberapa persoalan dialami kereta cepat pertama di Asia Tenggara itu.
Misalnya, padamnya listrik KCJB yang dipasok PLN.
Kemudian kereta feeder dari Stasiun Bandung ke Stasiun KCJB Padalarang yang
sering terlambat.
"Beberapa persoalan yang mencuat dalam
pemantauan kereta cepat adalah pertama, padamnya listrik PLN di KCJB. Kemudian
kereta feeder yang sering terlambat," katanya dalam konferensi pers di
Gedung Ombudsman, Jakarta Selatan, Jumat (29/12/2023).
Menurutnya, terjadi keluhan berupa penumpang
terlambat yang terjadi pada 31 Oktober 2023. Namun permasalahan kereta feeder
ini bukan wewenang KCIC sebagai operator KCJB, melainkan ada di pihak KAI.
Ia juga menyinggung kapasitas kereta feeder yang
hanya 200, sementara kapasitas KCJB mencapai 601 orang. Alhasil banyak
penumpang yang harus berdiri.
"Kapasitas maksimal hanya 200 penduduk,
sementara penumpang KCJB bisa 601 orang jika terisi penuh. Penumpang yang tak
dapat tempat duduk harus berdiri. Jadi ada satu pemaksaan ruang untuk melebihi
kuota," sebutnya.
Masalah lainnya adalah KCJB yang sempat mandek
selama 20 menit akibat aksi orang tidak dikenal yang memanjat dinding penghalau
kebisingan di km 103, Desa Cempaka Mekar, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat.
"Nah upaya mitigasi tersebut saat ini KCIC
sudah dilengkapi berbagai CCTV, ruang monitor guna memantau objek tertentu yang
masuk ke lintasan kereta KCIC," jelasnya.
Catatan lainnya adalah terkait sistem refund yang
belum optimal. Hery menyebut sistem refund masih dilakukan secara manual dan
offline sehingga kurang efektif dan efisien. Sebab penumpang harus datang
langsung ke stasiun KCJB.
"Kemudian sistem refund belum optimal. Ini
dikarenakan telah menyediakan layanan pembatalan tiket KCJB secara manual untuk
memenuhi kebutuhan penumpang. Namun sistem manual mendapat keluhan lantara
dianggap tidak efektif dan efisien karena memakan waktu lama. Mengingat sistem
refund ini tiket KCIC hanya bisa dilakukan offline dan mewajibkan datang ke
stasiun kereta," bebernya.
Harusnya, sebut dia, sistem refund bisa dilakukan
online baik melalui contact center, WhatsApp, loket stasiun, maupun kanal-kanal
resmi lainnya.
Ombudsman juga mencatat kendala susah sinyal yang
terjadi di sekitar hutan Industri di Karawang, dan terowongan sepanjang 4,5 km.
Pihaknya meminta Kominfo mendorong operator telekomunikasi untuk memperkuat
jaringan sinyal.
"Meminta
Kominfo mendorong para operator telekomunikasi memperkuat jaringan sinyal di
wilayah hutan industri Karawang di 4,5 km tadi," pungkasnya.