Bandara Tidak Berdiri Sendiri, Perlu Upaya Keras Ramaikan BIJB
BANDUNG,(PRFM) - Kemenhub meminta sebagian penerbangan dari Bandara Husein Sastranegera Kota Bandung untuk dipindah ke Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, di Majalengka per 15 Juni 2019 kemarin. Namun lewat tanggal 15, perpindahan urung dilakukan dan penerbangan masih normal di bandara Husein.
Pengamat Penerbangan sekaligus Anggota Ombudsman RI, Alvin Lie menyebutkan, salah satu alasan kenapa perpindahan batal terjadi dikarenakan waktu yang mepet. Pasalnya pengumaman perpindahan penerbangan dari Husein ke BIJB hanya berjarak 3 pekan saja.
"Perpindahan itu kan baru diumumkan sekitar 3 pekan yang lalu dan airline itu punya waktu 2,5 pekan untuk menyampaikan informasi kepada pengguna jasa dan ke pada mitra jasa dan travel agent termasuk membuka kantor pelayanan disana kan itu butuh waktu," ucap Alvin saat on air di PRFM, Selasa (18/6/2019).
Selain hal itu, Alvin menilai jika pihak airline perlu pengkajian potensi penumpang dan akomodasi lainnya.
Selain dari sisi maskapai, sisi penumpang pun menjadi penyebab. Menurutnya, masih banyak calon penumpang yang mempertanyakan akomodasi dan akses dari dan menuju BIJB Kertajati.
"Pengguna jasa bertanya-tanya kalau sama-sama 2,5 jam atau 3 jam apa ngga lebih baik terbang dari Soekarnohatta (CGK) karena pilihan airline lebih banyak, rute pilihan lebih banyak, jadwalnya juga lebih banyak kemudian infrastruktur lainnya seperti fasilitas belanja, makan, penginapan, hiburan, lebih banyak tersedia, kan Kertajati belum ada," tegasnya.
Sebuah bandara, tegas Alvin, tidak bisa berdiri sendiri. Meski secara teknis BIJB Kertajati sudah mumpuni dari sisi landasan dan terminal, namun untuk sarana penunjangnya belum maksimal.
"Secara teknisnya bandara BIJB Kertajati ini sudah siap, landasan sudah siap, apron sudah siap, terminal sudah siap, tapi bandara tidak berdiri sendiri harus ada jalan akses dan fasilitas pendukung lainnya. Kalau penumpang turun di Bandara Kertajati di sana mau cari taksi gimana? kan susah itu," ucapnya.
Dengan berbagai persoalannnya, Alvin menilai jika BIJB Kertajati sudah keliru sejak lahir. Sehingga perlu upaya dan dana yang tak sedikit untuk meramaikan BIJB Kertajati.
"Maaf, Saya melihat Kertajati ini sudah keliru sejak lahir perlu upaya yang luar biasa dan tidak murah untuk meluncurkan kembali Kertajarti karena infrastruktur pendukung belum jadi, kemudian transportasi publik belum sedia. Awalnya mungkin masih ada euforia masih masa gerai-gerai di sana tapi begitu penumpang sepi, pengguna jasa sepi pada pada tutup semua," paparnya.