• ,
  • - +
Audiensi Dengan SASPRI, Ombudsman RI Usulkan Pengembangan Sistem Informasi Produksi Livebird
Kabar Ombudsman • Jum'at, 06/09/2024 •
 

Jakarta - Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika menerima audiensi Solidaritas Alumni Sekolah Pemberdayaan Rakyat Indonesia (SASPRI) untuk membahas isu ketidakstabilan harga livebird (ayam hidup) pada Jumat (6/9/2024) di Gedung Ombudsma RI.

Dalam audiensi tersebut, SASPRI menyampaikan keluhan terkait fluktuasi harga livebird akibat ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan. Kondisi tersebut dinilai berdampak negatif terhadap harga pasar dan turut berkontribusi pada permasalahan stunting di masyarakat. Sehingga meminta Ombudsman RI untuk turut mengawasi dugaan maladministrasi yang menyebabkan situasi tersebut semakin memburuk.

Menanggapi hal ini, Yeka Hendra Fatika mengusulkan sejumlah tindakan korektif, salah satunya adalah pengembangan sistem informasi terintegrasi terkait produksi livebird. "Kami melihat perlunya menyediakan data produksi livebird yang dapat diakses secara real-time oleh berbagai kementerian dan lembaga terkait, guna mendukung transparansi serta akurasi dalam pengambilan kebijakan," ujar Yeka Hendra Fatika. Selain itu, Ombudsman RI menyoroti pentingnya peningkatan sistem pendataan, audit populasi Parent Stock (PS), serta pemantauan konsumsi daging ayam di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.

Menambahkan, Yeka Hendra Fatika juga mengusulkan langkah untuk memperkuat perlindungan dan pemberdayaan peternak melalui program pendampingan, yang diharapkan dapat meningkatkan daya saing peternak kecil di tengah persaingan dengan korporasi besar. Tindakan pengurangan pasokan livebird juga akan difokuskan pada provinsi dengan kelebihan pasokan dan diatur secara transparan dengan dukungan teknologi informasi.

Selain isu livebird, SASPRI turut menyampaikan keluhan mengenai penurunan impor sapi yang hanya mencapai 400 ribu ekor, dengan fokus pada impor daging, sementara impor induk ternak menurun drastis. SASPRI meminta perhatian lebih dari pemerintah terkait isu ini.

Sejak tahun 2018, SASPRI telah berupaya mengonsolidasikan peternak kecil melalui pelatihan kewirausahaan dan integrasi horizontal. Muladno, Wali Utama SASPRI, menyampaikan bahwa organisasi ini bertujuan menjadi penggerak utama dalam membantu peternak kecil untuk mencapai integrasi yang lebih kuat. "SASPRI ingin menjadi lokomotif yang memimpin peternak kecil dalam mewujudkan integrasi horizontal yang lebih kokoh," tegas Muladno.

Arya Wishnu, Wakil Wali Utama SASPRI, juga menambahkan bahwa komitmen SASPRI adalah mendukung pemerintah dalam menjalankan bisnis peternakan yang benar. "Kami berkomitmen untuk membantu pemerintah menjalankan bisnis peternakan secara benar, dan membangun kedaulatan pangan bangsa," ujarnya. Menurut Arya, sistem integrasi horizontal industri pangan merupakan strategi kunci untuk mencapai kedaulatan bagi petani dan peternak di Indonesia.

Audiensi ini mencerminkan pentingnya kerja sama antara berbagai pihak, baik dari pemerintah maupun sektor swasta, dalam menjaga stabilitas harga pangan dan memastikan kesejahteraan peternak kecil. (mg05)





Loading...

Loading...
Loading...
Loading...