• ,
  • - +

Artikel

Bahas Problema Kelistrikan di Bangka Belitung, Berikut Penjelasan Ombudsman dan PLN UIW Babel
• Rabu, 29/03/2023 •
 

BANGKAPOS.COM,BANGKA -- Ombudsman Bangka Belitung bersama Bangka Pos dan PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Bangka Belitung memabahas Problema Kelistrikan di Bangka Belitung pada program Ngopi Sob, Selasa (28/3/2023).

Sebelumnya diketahui sistem kelistrikan di Bangka Belitung sempat mengalami ganguan karena robohnya lima tower di jalur transmisi Kenten-Tanjung Api-api selama kurun waktu lima hari terhitung sejak Senin (20/3/2023) lalu.

Hal ini mengakibatkan terjadi pemadaman listrik bergilir Pulau Bangka. Kondisi tersebut justru muncul berbagai persepsi kurang baik dari masyarakat terkait pemadaman listrik yang dilakukan PLN.

Untuk menjawab pertanyaan publik terkait problema sistem kelistrikan di Bangka Belitung, diakui Kepala Perwakilan Ombudsman Bangka Belitung, Shulby Yozar Ariadhy dalam Ngopi Sob jika pihaknya turut mendapat berbagai keluhan dari masyarakat.

Menangapi hal tersebut, Yozar mengungkapkan jika pihaknya turut melakukan evaluasi sesuai laporan yang secara sistematis dan mendorong bagaimana pengaduan yang fokus pada kasus pemadaman.

Dari penulusuran yang dilakukan Ombudsman dilapangan, Yozar menuturkan memang terjadi kerusakan pada tower transmisi di Kenten-Tanjung Api-Api Sumatera Selatan.

"Menindak lanjuti pengaduan dari masyarakat, ada tim kita yang langsung terjun ke lapangan dan berdasarkan bukti ditemukan tower memang benar-benar roboh parah, betonnya keangkat. Bahkan untuk titik lokasi ini jauh dari pemukiman dan jangkauan cukup sulit," ungkap Yozar kepada Bangkapos.com pada Ngopi Sob bersama Bangkapod.com, Selasa (28/3/2023).

Menurut Yozar, saat ini pihaknya masih belum mengetahui penyebab pasti kerusakan terjadi. Dikarenakan titik lokasi yang cukup jauh dari pemukiman warga. Namun, pihaknya juga turut berkoordinasi dengan inspektur kelistrikan kementerian ESDM.

Sementara itu ia juga turut menyingung akan ketergantungan sistem kelistrikan di Pulau Bangka yang hampir 50 persen mengandalkan koneksi dari luar Pulau Bangka. "Kemarin banyak masyarakat yang bertanya terkait pemadaman bergilir, kenapa masih mengandalkan listrik dari luar Pulau dan Pulau Bangka tidak bisa mandiri," ucap Yozar.

"Terus yang kita soroti kondisi krisis kemarin pemadaman bergilir, karena ada daerah yang rutin padam dan ada yang tidak. Kenapa?," tanyanya.

Disamping itu, Yozar pun turut mengapresiasi kinerja PLN yang telah dengan cepat melakukan pemulihan sistem kelistrikan di Pulau Bangka.

Dia berharap ke depan, PLN lebih reaktif untuk memberikan respon terhadap program PLN Mobile yang dicanangkan.

"Ombusdman akan melakukan langkah kedepan dan kawal terus hasil investigasi pihak terkait menyangkut penyebab dan tindak lanjut seperti apa," kata Yozar,

Menindak lanjuti pertanyaan masyarakat, GM PLN Induk Unit Wilayah Bangka Belitung Ajrun menjelaskan, jika sistem kelistrikan di Bangka memang masih mengandalkan pasokan dari Sumatera.

Dia menyebut, kapasitas daya mampu PLTU saat ini hanya 2×25 atau sebesar 50 Megawatt (MW) sedangkan kebutuhan beban puncak saat ini sekitar 200 MW atau hanya menyuplai 25 persen dari kebutuhan di Pulau Bangka.

Menurut Ajrun, kerusakan yang terjadi pada lima tower yakni 36,37,38 39, dan 40 merupakan gardu induk Kenten dan Tanjung Api-Api yang juga menjadi saluran untuk Sumatera.

"Jadi ketika terjadi kerusakan pada lima tower di jalur Kenten dan Tanjung Api-Api, 40 hingga 50 persen listrik hilang di Bangka. Sehingga mengaruskan kita melakukan pemadaman karena defisit listrik, mengingat beban yang ada di masing-masing pembangkit PLTU, PLTD, dan lainnya tidak bisa memenuhi beban puncak yang mencapai 200 MW," jelas Ajrun.

Berdasarkan indikasi yang dilihat dari aplikasi, Ajrun mengungkapkan penyebab kerusakan tersebut terdeteksi ada nokta hitam yang menunjukkan ada petir.

Sedangkan indikasi lainnya berdasarkan data BKMG pada waktu tersebut Palembang atau kawasan Kenten terjadi hujan deras.

"Untuk indikasi penyebab kerusakan masih dilakukan penyelidikan, namun berdasarkan Nokta hitam memang ada petir. Dan untuk material tower ini sudah didesain sedemikian rupa," jelasnya.

Sementara itu terkait managemen pemadaman listrik bergilir, Ajrun mengungkapkan jika proses pemadaman dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan yakni lamanya pemadaman, jam pemadaman, dan titik atau lokasi pemadaman.

"Pemadaman dilakukan pada lokasi yang tidak vital, seperti misalkan di rumah sakit, lapas ini menjadi prioritas. Dan kita juga memaksimalkan sistem pembangkit dan untuk non pembangkit kita lakukan intimigasi resiko apa yang harus dilakukan," terangnya.

Lebih lanjut sebagai antisipasi kelistrikan di Pulau Bangka, PLN terus berupaya agar tidak terjadi pemadaman dengan melakukan koordinasi dengan pusat.

"Untuk antisipasi kita berkirim surat ke pusat agar tidak bergantung ke Kabel laut, minimal ada tambahan 25 MW atau 85 persen Pulau Bangka bisa mandiri dan sumber pembangkt listrik di Pulau Bangka tidak defisit," harapnya.

Ajrun mengatakan pihak PLN terus berusaha dan berupaya untuk meningkatkan kelistrikan di Pulau Bangka mulai dari distribusi, transmisi agar minim gangguan untuk internal Pulau Bangka.

"Kami PLM berkomitmen dan berusaha untuk memberikan pelayanan terbaik. Segala masukan dan kritikan kami terima," ucap Ajrun.

(Bangkapos.com/Sela Agustika)

Penulis: Sela Agustika | Editor: nurhayati





Loading...

Loading...
Loading...
Loading...