• ,
  • - +

Artikel

Membangun Tim Riksa yang Solid dan Tangguh
• Jum'at, 21/01/2022 •
 

Ombudsman sebagai lembaga negara yang memiliki tugas sebagai pengawas penyelenggaraan pelayanan pubik di negeri ini memiliki tugas dan tanggung jawab yang tidak ringan. Dalam kerja-kerjanya insan ombudsman dituntut mengedepankan kerja sama dan kerja tim yang solid. Tidak dikenal istilah single fighter. Semua bekerja sebagai sebuah, berpadu, dan saling membantu.

Sebagaimana diatur dalam UU Nomor 37/2008 tentang Ombudsman Republik Indonesia, Ombudsman memiliki kewenangan dalam hal pemeriksaan. Kewenangan tersebut salah satunya meminta keterangan secara lisan dan/atau tertulis maupun pemeriksaan lapangan kepada pelapor, terlapor, atau pihak lain yang terkait mengenai laporan yang disampaikan kepada Ombudsman.

Keasistenan Bidang Pemeriksaan Laporan (baca: Riksa) sebagai satu gugus tugas yang melekat di Ombudsman RI Perwakilan Kalimantan Barat memiliki tugas dan tanggung jawab melaksanakan penyelenggaraan koordinasi, sinkronisasi dan integrasi pelaksanaan pemeriksaan laporan. Hal ini menjadi tantangan sekaligus peluang yang baik bagi personil Riksa Ombudsman RI Perwakilan Kalimantan Barat untuk membuktikan diri dan eksistensinya sebagai individu maupun sebagai sebuah tim.

Dalam upaya membangun tim yang solid dan tangguh tersebut kami mencatat ada beberapa hal yang cukup penting untuk menjadi panduan dan tunjuk ajar kami dalam mengarungi bahtera pemeriksaan laporan sepanjang tahun 2022 ini. Adapun hal-hal yang menurut hemat kami patut diperhatikan antara lain sebagai berikut:

1. Penyamaan visi-misi

Harus disadari bahwa sebuah tim tidak akan bisa bekerja dengan baik dan efektif jika setiap anggotanya memiliki visi dan tujuan yang berbeda. Untuk itu menjadi penting bagi kami untuk menjadikan visi "Menuju Keasistenan Riksa yang handal, profesional, akuntabel dan terpercaya untuk meneguhkan Ombudsman sebagai lembaga magistrature of influence" sebagai arah dan tujuan kami. Kami percaya bahwa komitmen dan kerja-kerja yang kami lakukan di bawah Keasistenan Riksa akan membawa kami pada pencapaian tujuan yang kami canangkan.

2. Saling percaya

Rasa saling percaya menjadi syarat mutlak untuk bisa membangun kerja tim yang solid. Karena tidak akan ada kerja tim yang sukses jika anggotanya tidak saling percaya. Anggota hanya bekerja masing-masing secara individual jika mereka tidak percaya dengan anggota tim lainnya.

Rasa percaya akan menegaskan bahwa tugas yang diemban setiap orang pasti berbeda kadarnya. Setiap anggota tim akan yakin bahwa tugas yang dibebankan kepada rekan satu tim akan terlaksana dengan baik dan sesuai kemampuan masing-masing.

3. Komunikasi intensif dan efektif

Komunikasi tidak bisa dianggap sebagai hal yang sepele dan sederhana. Ketika komunikasi sesama angota tim macet, dipastikan kerja tim akan berantakan. Karena setiap orang tidak mengerti apa yang harus dilakukan.

Karena itu lakukan komunikasi yang intensif dan efektif. Baik melalui rapat-rapat resmi ataupun pertemuan lain yang dilakukan oleh seluruh anggota tim kerja. Sehingga setiap orang akan mengerti tugas dan target yang harus dilaksanakan.

Komunikasi antar anggota tidak perlu harus selalu bertatap muka. Saat ini sudah banyak aplikasi komunikasi media sosial yang bisa digunakan. Seperti WhatsApp, Facebook, Instagram atau yang lainnya. Memanfaatkan fasilitas tersebut untuk menjalin komunikasi intensif antar sesama anggota tim adalah penting.

4. Agenda Bersama

Ada ungkapan lawas yang mengatakan "Tak kenal maka tak sayang". Ini masih relevan sampai saat ini. Logikanya bagaimana bisa menjalin kerja sama dalam tim jika setiap orang yang ada di dalamnya tidak saling mengenal? Karena itu, dalam usaha membangun kerja tim yang solid, mutlak harus sering melakukan kegiatan bersama. Khususnya hal-hal di luar pekerjaan.

Mulai dari yang ringan seperti makan siang bersama. Bisa dilakukan di dapur kantor, atau pergi ke rumah makan yang disepakati bersama. Adakan kegiatan olahraga bersama, atau ngopi bareng yang melibatkan seluruh anggota tim. Kegiatan di luar pekerjaan ini akan membentuk chemistry kerja sama yang kuat di antara sesama anggota tim.

5. Kompetensi Tim

Seperti halnya peran dan tanggung jawab, tingkat kompetensi yang dimiliki tim pun pasti berbeda. Jika ternyata tingkat kompetensi antar anggota tim terlalu jauh perbedaannya, saatnya untuk meningkatkannya melalui pelatihan. Kompetensi yang dimiliki setiap anggota tim memang sesuai dengan pekerjaan dan tugas yang menjadi tanggung jawab mereka.

Kalau memang kemampuan yang dimiliki masih belum memenuhi ekspektasi, bisa mencari solusi untuk menggelar pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan anggota tim. Perlu diingat, kerja tim akan bisa berjalan dengan baik dan sukses jika masing-masing anggota memang punya kompetensi yang sesuai dengan pekerjaannya.

Ibarat permainan sepakbola yang rancak dan menghibur, sebuah gol tidak akan terjadi jika tidak ada kerja sama yang apik di antara sesama pemain. Memang, sesekali ada yang melakukan solo run atau aksi individu dan sukses mencetak gol. Tapi itu hanya menjadi penyuntik semangat seluruh tim untuk bekerja lebih keras lagi bukan mewakili keseluruhan permainan sebuah tim.

Membangun kerja tim yang solid dan tangguh tidaklah mudah. Butuh komitmen dan kesadaran seluruh anggota tim dalam menjalankan peran masing-masing. Dengan demikian, hasil yang nantinya dicapai akan terasa sebagai sebuah hasil bersama. Bukan hasil dari satu atau dua orang semata.


Penulis: Budi Rahman (Asisten Muda/Kepala Keasistenan Pemeriksaan Laporan Ombudsman RI Perwakilan Kalimantan Barat Tahun 2022)


Loading plugin...



Loading...

Loading...
Loading...
Loading...