Kaper Ombudsman RI Perwakilan Provinsi Bali Canangkan 2020 Tahun Menulis
Pelatihan yang mendatangkan instruktur dari LKBN Antara Jawa Timur dan Bali tersebut, sebagai langkah awal untuk memberikan keterampilan menulis bagi Asisten Ombudsman Bali. Menurut Umar, sangat banyak laporan yang ditangani Ombudsman bisa dikemas dalam bentuk tulisan menarik terutama berbentuk karangan khas. "Laporan-laporan yang masuk ke Ombudsman Bali sangat menarik jika dikonversi menjadi tulisan karangan khas, mengingat mengandung sisi humanisme yang tinggi. Bisa kasus-kasus pertanahan, kepolisian, pendidikan dan lain-lain. Sayang jika hanya sampai sekadar ditutup, tanpa peristiwanya bisa dibaca masyarakat melalui tullisan karangan khas," ujar Umar.
Oleh karenanya, Umar berharap melalui pelatihan singkat ini, Asisten Ombudsman bisa memiliki bekal menulis karangan khas, meskipun tentu saja hal itu harus diimbangi dengan senantiasa berlatih menulis dan banyak membaca.
Mastuki M. Astro, Redaktur Kesra dan Karkhas LKBN Antara mengatakan, belajar menulis itu ibarat belajar naik sepeda. Dia tidak dapat diceritakan dengan segudang teori-teori, namun harus sering-sering berlatih praktis. Apalagi untuk Karkhas, kata Astro, dituntut jam terbang yang tinggi untuk melatih kepekaan melihat hal-hal yang kesannya sepele namun mengandung sisi humanisme yang tinggi saat digali lebih dalam lagi.
"Menulis karangan khas itu mengasyikan, karena penulis bisa berakrobat sedemikian rupa melalui permainan kata-kata dan penafsirannya. Tentu tetap dibatasi dengan kaidah-kaidah jurnalisme dan obyektifitas, yakni selalu berdasar data. Ini berbeda dengan menulis berita lempang yang lebih ketat," ulas Mastuki. Yang dibutuhkan adalah kesabaran dan keuletan di lapangan.
Mastuki juga berbagi pengalaman, bagaimana tulisannya yang berkisah tentang toleransi di Kabupaten Jembrana. Tulisan yang meraih penghargaan jurnalistik tersebut dibuat saat dirinya langsung terjun ketika ada momen Idul Adha di Jembrana. Saat itulah dia, mendengar ada dialog yang menarik dari seorang ustad pengasuh pesantren yang menanyakan apakah Pak Made dan Pak Wayan-seorang warga Bali-sudah mendapat bagian daging kurban.
Pelatihan berlangsung singkat, namun demikian antusias Asisten Ombudsman begitu terlihat. Beberapa asisten tampak menggali lebih dalam kiat-kiat menulis karangan khas, mulai bagaimana menulis judul, memilihlead berita, sampai bagaimana menyesuaikan antara merilis berita agar tidak melanggar norma-norma kelembagaan.
Di akhir pelatihan Kepala Biro LKBN Antara Bali, Edy M. Ya'kub menantang insan Ombudsman Bali untuk menulis berita atau karangan khas. "Saya ingin membaca tulisan para asisten Ombudsman Bali, silakan menulis dan Antara siap memfasilitasi," pungkasnya.
Penulis : Dhuha Fatkul Mubarok