• ,
  • - +

Artikel

Efektivitas “Social Distance” dalam Penanganan Wabah Virus Corona
ARTIKEL • Kamis, 19/03/2020 • Ratna Sari Dewi
 
Ratna Sari Dewi (Asisten Ombudsman Republik Indonesia)

Juru bicara Kementerian Kesehatan RI menyatakan dalam siaran persnya (Rabu, 18 Maret 2020) bahwa Pasien positif corona jumlahnya mencapai 227 orang. 19 orang penderita meninggal dunia dan 11 orang dinyatakan sembuh, artinya lebih banyak jumlah yang meninggal dibandingkan yang sembuh. Hal ini sangat menyedihkan, karena di negara-negara dengan kasus Covid-19 terbanyak, mencatatkan pasien yang sembuh lebih banyak dibandingkan korban meninggal. Contohnya, di Tiongkok, pusat awal penyebaran virus corona, bulan Maret 2020, tercatat kurang lebih 47,3 ribu pasien sembuh dan 2,9 ribu meninggal dari total pasien sekitar 80,2 ribu kasus.

Presiden Joko Widodo secara resmi telah menyatakan darurat Nasional Non Alam terhadap wabah Virus Corona, artinya seluruh perangkat negara perlu berjibaku untuk melakukan penanganan secara serius dan totalitas tinggi, makanya cukup mengherankan ketika pasien 01-03 dinyatakan sembuh, lantas diberikan hadiah dan diumumkan dipublik, seakan-akan Indonesia telah terbebas dari wabah, walaupun pengumuman tersebut perlu, namun seharusnya dengan tujuan untuk meningkatkan kewaspadaan bagi masyarakat, bukan berarti persoalan sudah selesai, karena peningkatan pasien terinfeksi masih terdapat penambahan hingga hari ini, demikian juga yang dalam pengawasan serta dalam pemantauan.

Selain itu, peran serta masyarakat dan dunia usaha untuk menjaga dirinya sendiri, lingkungan dan orang lain hingga hari ini tidak cukup menggembirakan, karena dari faktanya, setelah pemerintah Pusat dan juga beberapa Pemerintah Propinsi mengumumkan untuk dapat dilakukan bekerja di rumah dan/atau membatasi jam kerja serta mematuhi untuk melakukan social distance, namun kemudian terdapat antrian yang cukup panjang di halte Bus Trans Jakarta dan beberapa stasiun kereta, artinya dunia usaha belum sepenuhnya mendukung Pemerintah untuk pembatasan jam kerja dan bekerja dari rumah (Work From Home). Sementara tingkat kepatuhan masyarakat untuk melakukan social distance masih terlihat rendah, karena masih terlihat warga beraktivitas keluar rumah untuk tujuan rekreasi, duduk bergerombol, berkumpul tanpa menggunakan masker ataupun menjaga jarak, sehingga kemungkinan penyebaran masih menjadi PR besar. 

Hingga sekarang Pemerintah belum menerapkan kebijakan lockdown, karena berbagai pertimbangan dan juga dampak yang ditimbulkan, walaupun beberapa negara lain telah menerapkan kebijakan lockdown, seperti Italia dan bahkan Malaysia jugamengumumkan lockdown per-hari Rabu (18/03/2020) Malaysia mmelakukan lockdown total selama dua minggu, dengan menutup semua bisnis, kecuali toko yang menjual makanan dan kebutuhan sehari-hari.

Negara lain yang tidak menerapkan Kebijakan lockdown, contohnya adalah Korea Selatan, yang menerapkan kebijakan seperti pilihan yang diambil Indonesia, yaitu social distance, dan karena kedisplinan Pemerintah, pelaku usaha serta peran serta masyarakat, nampaknya kebijakan ini berhasil di Korea Selatan. Dari berbagai sumber disebutkan bahwa sejak kasus pertama yang diumumkan pada 20 Januari silam, pemerintah Korea Selatan kerap mengumumkan angka kesembuhan dibandingkan angka kasus infeksi baru. Korea Selatan dikabarkan menerapkan beberapa cara; pertama, Layanan drive-thru-clinics dapat mengurangi beban rumah sakit dan mengurangi risiko kesehatan petugas medis;

Kedua, pemerintah Korea Selatan selalu memberi informasi yang terbuka kepada publik. Contoh paling nyata adalah lokasi GPS dari seseorang yang terkonfirmasi Covid-19 (tanpa menyebutkan  identitas pribadi) bisa dilihat dari aplikasi sehingga warga lain yang belum tertular bisa menjauhi area tersebut. Meski hal itu dipertanyakan dari perspektif privasi, namun dapat membantu orang lain merasa aman dan tentu mengetahui informasi yang benar dan mengendalikan kesehatan mereka. Ketiga, Korea Selatan melakukan social distancing secara disiplin untuk memotong pertumbuhan kasus. Dengan populasi 51 juta orang, mereka telah menutup sekolah-sekolah, kantor-kantor dan melarang pertemuan besar. Terdapat pula kamera pengecek suhu di tiap pintu masuk gedung dan petugas berpakaian pelindung di tempat umum untuk mengingatkan warga agar mencuci tangan mereka.

Mencermati persoalan tersebut, Pemerintah Indonesia perlu meningkatkan pelayanan publik dalam beberapa hal, yaitu;pertama, koordinasi dengan pelaku usaha untuk segera menerapkan bekerja dari rumah (Work From Home), sehingga tidak ada lagi pekerja yang berjibun setiap hari memenuhi stasiun dan halte Bis; kedua, meminta setiap Aparat Pemerintah dari tingkat terendah untuk melakukan kontrol dan edukasi masyarakat dalam penerapan social distancing, seperti tidak bepergian dari rumah jika tidak ada hal mendesak, sering cuci tangan, jangan menyentuh wajah dan melakukan pengecekan suhu tubuh secara massif  di tempat-tempat umum;

Ketiga,memberi informasi titik-titik penyebaran secara berkala dan memperketat warga untuk tidak mendatangi titik tersebut; keempat, mencermati kemungkinan drive-thru-clinics bekerja sama dengan Rumah sakit swasta ataupun universitas yang memiliki rumah sakit, agar dapat menampung secara gratis layanan kesehatan dan penanganan wabah virus corona, termasuk mempersiapkan tenaga medis yang memadai serta memprirotaskan anggaran untuk keseluruhan penanganan wabah virus corona ini.

Dari aspek masyarakat sebagai warga negara, perlu secara disiplin meningkatkan kesadaran terhadap diri sendiri, lingkungan dan orang lain, dengan beberapa cara; pertama, menjaga kebersihan dengan mencuci tangan, dan menjaga asupan gizi serta makanan untuk meningkatkan imunitas tubuh; kedua, menerapkan kesadaran social distancing, dengan tidak bersalaman, berkumpul dan berdesak-desakan di tempat umum, menjaga jarak dan sebagainya; ketiga, tidak bepergian. Sedapat mungkin berada di rumah untuk memutus mata rantai penularan dan meminimalisir resiko tertular; keempat, apabila terdapat gejala segera hubungi fasilitas kesehatan yang disediakan pemerintah.

Aspek pelayanan publik Pemerintah dan kesadaran masyarakat tersebut ibarat dua sisi mata uang yang harus saling mendukung,agar kita secara bersama-sama dapat menyelamatkan bangsa ini dari wabah virus corona dan juga untuk mendukung penerapan "social distancing." Agar efektif. Seluruh Daerah, harus mengaambil langkah memutus penyebaran wabah ini, agar tidak terdapat pertambahan penyebaran dan daerah yang telah terjangkit, dapat segera diputus penyebarannya. Semoga Indonesia segera dapat mengatasi permasalahan penyebaran wabah virus corona ini.





Loading...

Loading...
Loading...
Loading...