• ,
  • - +

Kabar Perwakilan

Ombudsman: Jumlah Gate dalam Perencanaan Skybridge Berbeda
PERWAKILAN: DKI JAKARTA • Kamis, 22/11/2018 •
 
Suasana pembangunan jembatan multiguna atau skybridge di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (7/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Ombudsman RI Perwakilan Jakarta Raya, Teguh Nugroho mengatakan permasalahan-permasalahan yang dipertanyakan oleh PT KAI kepada Pemprov DKI Jakarta mengenai pembangunan Jembatan Penyeberangan Multiguna (JPM) atau skybridgetelah didiskusikan dan telah mencapai kesepakatan. Hanya saja, menurut Teguh ada beberapa hal yang kemungkinan akan membutuhkan waktu yang lebih lama dalam penyelesaiannya.

"Nah, soal gate tapping ini yang agak panjang nih. Karena itu kan kalau mengikuti desain (skybridge) yang sekarang diperkirakan itu hanya akan tersedia tujuh gate. Sementara yang eksisting sekarang itu ada 13 gate," kata Teguh kepada Republika, Rabu (21/11).

Dia menjelaskan, dalam desain skybridge yang ada, tapgate yang ada di Stasiun Tanah Abang menuju skybridge hanya ada sebanyak tujuh gate. Jumlah itu lebih sedikit enam gate dari gate eksisting yang ada di Stasiun Tanah Abang saat ini.

Dia menyebut, hal itu berpotensi membuat situasi di skybridge tak kondusif. Sebab, hal itu terkait erat dengan laju arus atau flow penumpang kereta yang ada di Stasiun Tanah Abang, yang jumlahnya mencapai 10 ribu penumpang pada puncak-puncak jam tertentu.

Menurutnya, PT KAI saat ini masih terus melakukan simulasi pergerakan arus dengan berbagai versi jumlah gate. Simulasi dilakukan misalnya bila jumlah gate hanya sebanyak tujuh gate, atau bila dilakukan penambahan gate lagi dengan memindahkan beberapa tenant.

"PT KAI itu sekarang sedang mensimulasikan itu mana yang harus dibongkar, mana yang harus dibangun, tenant mana yang harus dipindahkan ke belakang, ruang VIP bisa dirombak atau tidak, dan bagaimana rekayasanya ketika disambungkan ke skybridge," kata Teguh.

Dia menekankan, simulasi sendiri tak bisa dilakukan secara praktek menggunakan penumpang sungguhan, dan Pedagang Kaki Lima (PKL) sungguhan. Sebab, risiko yang akan didapat bila melakukan simulasi itu, akan sangat tinggi hingga dapat menimbulkan kerusuhan.

Teguh menyebut, pihak-pihak yang terkait dengan pembangunan skybridgetak bisa melakukan coba-coba simulasi dengan menggunakan orang sungguhan. Dia tak memungkiri pihaknya mengkhawatirkan adanya potensi kejadian yang tak diinginkan seperti yang terjadi di Terowongan Mina di Arab Saudi pada saat musim haji.

Maka itu, Teguh menyebut, PT KAI melakukan simulasi modeling, dengan melakukan perhitungan matematik melalui komputer. Teguh menyebut hal itu diperkirakan akan selesai sampai 30 November mendatang.

"Itu kita perkirakan itu akan selesai sampai tanggal 30 November. Mudah-mudahan selesai, dan langsung dibuat rekayasa terkait dengan penghubung antara stasiun Tanah Abang dengan skybridge," kata Teguh.

Namun dia menegaskan, bila PT KAI membutuhkan waktu yang lebih lama untuk melakukan simulasi, maka tak menutup kemungkinan, pihaknya bersama dengan para pihak lain bersepakat untuk memperpanjang waktu hingga dua pekan berikutnya. Hal itu ditujukan agar tujuan keamanan, keselamatan, dan kenyamanan para pengunjung bisa terwujud.

"Itu diperpanjang, sampai kemudian PT KAI menyatakan ada 'clear and clean'-lah bahwa rekayasanya sudah bisa dilakukan dan tidak akan terjadi hambatan flow penumpang di stasiun Tanah Abang," kata Teguh.

Dia juga memastikan, pada target penyelesaian pembangunan skybridge selesai pada 23 November mendatang, para PKL belum bisa memindahkan barang dagangannya ke skybridge. Dia menyebut, PKL baru bisa berdagang ketika PT KAI telah menyatakan 'clear and clean'.

Direktur Utama PD Pembangunan Sarana Jaya, Yoory C Pinontoan menyatakan pihaknya siap menyelesaikan JPM Tanah Abang sesuai dengan target yaitu pada 23 November mendatang. Pembangunannya sendiri sampai saat ini hanya tinggal mempercantik jembatan dengan pemasangan casing atau penutup.

"Sudah siap, pada 23 November semoga bisa selesai. Sekarang tinggal pasangin casing saja agar jembatannya cantik," kata Yoory kepada Republika, Rabu (21/11).

Dia mengakui, saat ini pihaknya masih terus mengupayakan permintaan-permintaan tambahan dari PT KAI. Terutama mengenai adanya sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana yang dibutuhkan, kata Yoory adalah berupa toilet dan musolah. Pihaknya saat ini telah memulai pembangunan dua sarana tersebut.

Lalu, dia juga telah memenuhi permintaan pengosongan enam lapak dekat dengan gate Stasiun Tanah Abang dan skybridge. Hal itu, kata dia, telah dilakukan hanya dengan memindahkan sedikit keenam lapak tersebut, tanpa harus memindahkan keluar dari skybridge.

"Sudah, sudah kami upayakan yang pertama kali itu. Dan kami pindahkan, tanpa harus mengurangi jumlah lapak yang telah ditetapkan masuk ke dalam skybridge," kata dia.


Loading plugin...



Loading...

Loading...
Loading...


Loading...
Loading...